Agen Bola

Agen Bola
Agen Bola

Saturday, May 28, 2016

Agen Judi Online - Cerita Sex : Ngesex Di Rumah Makan

Agen Judi Online  - Cerita Sex : Ngesex Di Rumah Makan

Agen Judi Online - Seperti biasa, malam hari sekitar jam 19:00, sepulang kerja aku selalu mencari tempat untuk makan (maklum bosenan), dan aku teringat oleh kata temanku yang baru siang tadi makan di WP. Karena jarak antara kantor dan lok agak jauh maka aku segera buru-buru melarikan kudaku.

Agen Maxbet - Sesampainya di sana aku agak bingung, karena begitu banyak buaya dan kuda yang parkir. Tanpa pikir panjang kuparkir di tempat yang agak jauh. Kuda yang parkir di situ rata-rata adalah kuda luar kota, kebanyakan plat L dan W. Ketika memasuki lok, di sana ada banyak meja yang kosong, sempat aku berpikir,
“Apakah aku salah tempat?”
“Dutt..” kulihat seorang teman memanggil diriku.
Aku biasa dipanggil endut oleh teman karena perut yang agak-agak buncit dikit, mungkin karena terlalu banyak minum x yach.
“Git, ngapain di sini?” tanyaku ke Sigit, karena kulihat di mejanya hanya ada sebotol Fanta.
“Lagi nunggu,” sahutnya.
“Nunggu apa? Makanan?” tanyaku penasaran.
“Lagi nunggu servis,” balasnya yang membuatku penasaran.
“Servis apa? Kuda?” tanyaku semakin penasaran.
“Lha kamu mau apa?” Sigit balik bertanya.
“Makan,” jawabku polos.
“Wah kuno kamu, di sini ada servis selain makan dan minum,” balas Sigit sambil menyeringai.
“Mas, mau pesan apa?” tanya seorang cewek yang sempat membuatku terkejut.
“Eh.. di sini ada apa aja?” jawabku.
“Di sini ada cewek,” sahut Sigit seraya mengerlipkan sebelah mata kepada cewek tadi.
“Ah.. Mas Sigit ini, genit ah.. kan pelanggan baru kalau nggak mau bagaimana?” jawab si cewek agak manja.
“Saya pesan nasi campur dan es jeruk yang lainnya nanti saja,” jawabku sambil memperhatikan cewek yang akhirnya kutahu namanya adalah Mimin.
 Mimin adalah pegawai di warung itu, selain cantik juga mempunyai tubuh yang lumayan, tinggi; sekitar 170 cm, kulit; putih mulus, dada; sekitar 36, pinggul; seksi (apalagi kalau berjalan). Sambil makan dan berbincang, baru kutahu kalau si Sigit ini sering ke sini, makanya dia berani menggoda Mimin. Selesai makan Sigit mengajakku ke sebuah ruangan di dalam warung itu, ruangan itu tidak terlalu lebar tapi sangat panjang dan memiliki banyak kamar dan hanya ada satu pintu untuk masuk dan keluar. Kulihat Sigit memasuki kamar pertama, dan ternyata di situ adalah tempat receptionis dan seorang wanita yang sedang menulis-nulis sebuah buku (sepertinya buku administrasi).
“Mbak, ada yang kosong?” tanyanya.
“Ada, ehm.. mau dua atau satu Git, atau.. masing-masing dua?” sambil melihat ke arahku.
“Masing-masing satu aja, ini temanku baru pertama kali ke sini,” katanya.
“Oke, mau yang mana?” tanya wanita itu sambil memberikan foto-foto cewek lengkap dengan nama dan umur mereka di balik foto-foto itu.
“Eh.. kamu mau yang mana?” tanya Sigit kepadaku.
Kemudian aku melihat separuh foto-foto itu karena yang separuhnya sedang dilihat Sigit. Tak lama setelah kami bertukar foto, aku memilih sebuah foto yang dibaliknya ada nama Putri dan berumur 20 tahun.
“Oke, silakan tunggu di kamar 30 dan 31!” jawab wanita itu sambil memberikan kunci kamar nomor 30 kepadaku.
Sambil berjalan menuju kamar 30, aku sempat mendengar suara desahan nafas yang sangat kuhafal karena sering menonton film biru. Ketika aku sampai di depan pintu kamar seorang cewek cantik berusia sekitar 18 tahun menghampiriku dan bertanya,
“Mau sama Mbak Putri ya Mas?” tanyanya.
“Iya..” jawabku sambil mengamati wajah dan tubuh yang hanya mengenakan kaos ketat tipis tanpa BH dan celana ketat pendek (sepertinya celana untuk senam).
“Mas baru pertama ya ke sini?” tanyanya menyelidik.
“Iya.. kok tahu?” sahutku.
“Iya, tahu dong kan yang masuk sini selalu saya perhatikan dan kebanyakan hanya om-om. Oh iya nama saya Nani. Situ siapa?” tanyanya.
“Aku Choly. Masuk yuk, di dalam kan lebih enak!” sambil membuka pintu kamar dan menutup setelah Nani masuk.
Setelah berbincang dengan dia baru kutahu kalau dia anak pemilik warung yang tidak diperhatikan oleh orangtuanya karena sibuk dengan urusan warung, makanya dia berada di ruangan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya. Tak berapa lama kemudian pintu kamar terbuka, ternyata Putri yang kupesan tadi.
“Maaf, lama menunggu ya,” kata putri.
“Udah dulu ya Mas, Mbak putri sudah datang, silakan bersenang-senang,” kata Nani.
“Lho, Nani nanti kalau ibu tahu kamu bisa dimarahi lho,” kata Putri.
“Cuek aja, yang penting bisa happy (sambil keluar dari kamar),” kata Nani.
“Mas sudah lama nunggu ya?” tanya Nani.
“Ah enggak kok, lagian kan ada Nani,” kataku.
“Saya ke kamar mandi dulu ya, Mas buka saja dulu pakaiannya supaya lebih rileks,” kata Putri.
Setelah Putri masuk kamar mandi, kubuka baju dan celana sampai telanjang bulat. Sambil menunggu kuperhatikan kamar itu, ternyata itu adalah kamar Putri, di sana banyak foto Putri sedang in action. “Wah Mas kok nafsu banget, nggak pakai pemanasan?” tanya Putri menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Putri sudah tidak memakai apa-apa kecuali handuk yang hanya mampu menutupi dadanya yang kalau dilihat dia berukuran 35D itu, dan daerah liang senggamanya hanya tertutupi oleh bulu kemaluan yang tidak terlalu lebat.
“Mas, kok ngelamun?” tanya dia lagi.
“Wah tubuhmu bagus sekali,” jawabku.
Tanpa basa-basi kutarik tubuh itu dan kuciumi bibir tipis yang membuat wajahnya menjadi cantik. Putri tidak membalas ciuman pada menit pertama, tapi lama kelamaan dia mulai membalas ciumanku dengan sangat buas. “Mas rebahan di kasur ya! biar bisa isep itu,” sambil menunjuk ke arah kemaluanku yang tak terasa sudah mulai menegang.
Aku langsung saja tiduran dan dia membuka handuk yang menempel tadi dan menjatuhkannya di lantai. Ternyata aku salah menilai susu yang besar itu, ternyata berukuran 36D. Setelah menaiki kasur dia langsung menciumi bibirku dan perlahan mulai turun dan akhirnya dia mengulum batang kemaluanku yang berukuran sekitar 15 cm itu. Aku pun menikmati permainan itu, secara perlahan dia mulai menaikiku dan mengarahkan batang kemaluanku yang sudah siap perang ke arah lubang kemaluannya. “Bless..” dan, “Ah..” Putri mendesah sambil memejamkan matanya. Agak lama dia terdiam dan aku merasakan sesuatu yang memijit batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya. Dia mulai membuka mata dan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ah.. ah.. ah.. Mass.. ah.. ennaaknyaa.. ah..” sambil terus menaik-turunkan pinggulnya. Sampai akhirnya dia menjerit
“Mass.. aku.. mauu.. keluuarr.. ah..” kurasakan ada cairan yang menyemprot kemaluanku dengan derasnya.
Namun aku masih belum bisa menerima perlakuan ini, aku ganti posisi sehingga aku berada di atas dan dia membuka kakinya lebar-lebar seakan menyambut kedatangan kemaluanku.
“Ayo Mas, puaskan Mas, basahi meki ini Mas.” Tanpa ba bi bu, aku langsung menggenjot dia sehingga dia mengalami klimaks yang kedua kalinya.
“Aaah.. aah.. aah.. Maass..”
“Puutt.. aku.. su.. dah.. nggak.. kuaat.. ah..”
Kuakhiri kata-kata terakhir sambil memuncratkan spermaku ke dalam lubang kemaluannya.
“Mas ini kuat sekali ya, aku belum pernah seperti ini,” katanya sambil lubang kemaluannya memijit batang kemaluanku yang masih tegang di dalam.
“Aku juga Put, belum pernah merasakan yang seperti ini (hanya alasan supaya senang).” Dan kami melakukannya sekali lagi karena kemaluanku masih tegang dan dipijat terus oleh lubang kemaluannya, jadinya tidak bisa tidur walau sudah keluar.
Setelah selesai aku membersihkan diriku di kamar mandi. Selesai mandi aku keluar kamar dan melihat Putri tertidur, aku langsung saja keluar kamar, eh.. ternyata Sigit sudah lama menungguku dan dia sudah membayar ongkos service tadi. Aku pun pamit dan berterima kasih pada Sigit karena sudah malam dan besok masih ada pekerjaan yang menunggu di kantor.
Pada hari Sabtu sore aku berjalan-jalan di sebuah pertokoan di dekat alun-alun. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 18.00 dan perutku sudah mulai lapar. Ketika mencari sebuah rumah makan aku melihat ada seorang gadis yang duduk sendiri membelakangiku dan tampaknya gadis itu adalah Nani anak dari yang punya WP, dan kusapa dia.
“Hi, Nan..” sapaku.
“Oh, Mas Choly..” kata Nani.
“Sendiri?” tanyaku.
“Nggak, sama teman,” jawabnya.
“Sama pacar?” tanyaku lagi.
“Pacar? belum punya tuh,” katanya.
Tak lama kemudian ada sepasang muda-mudi yang bergandengan tangan ke arah kami.
“Mas kenalin ini teman saya Erika dan Iwan,” kata Nani.
“Hai saya choly,” kataku memperkenalkan diri.
“Saya Erika,” kata Erika.
“Iwan,” kata Iwan.
“Kok lama banget sih, kamu lagi pesan atau buat masakan?” tanya Nani.
“Kan antri non,” kata Erika.
“Cho, kamu nggak pesan?” tanya Iwan.
“Sudah tadi (ketika sedang berduaan),” kataku.
“Nan, kamu nanti ikut kami nggak? Berempat kan asyik,” kata Erika.
“Tanya dulu dong, masa langsung angkut. Mas Choly ada acara nggak?” tanya Nani.
“Nggak ada,” kataku.
“Mau ikut kami?” tanya Nani.
“Ke mana?” tanyaku.
“Ada deh,” kata Nani.
“Boleh, lagian besok libur kantor, nganggur,” kataku.
Sambil makan aku memperhatikan Erika yang tak kalah cantik dibanding Nani, tingginya sekitar 160 cm, dadanya sekitar 34, kulitnya coklat, pinggulnya agak kecil (lumayan). Setelah makan kami menuju ke areal parkir. Karena masing-masing bawa kuda (aku dan Iwan) maka aku satu kuda sama Nani karena dia yang tahu mau ke mana. Saat di dalam mobil dia banyak cerita tentang temannya yang akhirnya kutahu kalau mereka itu sedang berpacaran dan sudah bertunangan. Ketika akan melewati sebuah hotel Nani menyuruhku untuk masuk ke dalam hotel itu.
“Mau nginap?” tanyaku.
“Ya ke sini ini tujuan kita,” kata Nani.
Sambil mencari tempat parkir aku berpikir kalau aku sedang mendapat kejutan akan berkencan dengan seorang gadis yang cantik dan gratis karena dia yang mengajak. Setelah menemukan tempat yang aman dari teman sekantor, kami masuk ke dalam dan teman Nani sudah memesan sebuah kamar VIP. Kami pun berjalan mengikuti belboy yang menunjukkan di mana kamar kami. Sesampainya di kamar, Iwan memberi tip kepada belboy dan menutup pintu kamar.
Kamar yang unik menurutku (karena belum pernah masuk), ada dua kasur besar di dalam dua ruangan tanpa pintu yang berseberangan, sebuah ruang tamu lengkap dengan TV, kulkas, AC dan sebuah meja kecil dengan telepon. Kami berempat duduk berpasangan di ruang tamu, aku dengan Nani dan Iwan dengan Erika. Tanpa menunggu aba-aba Iwan langsung menciumi Erika, dan kurasakan tangan Nani mulai membelai pahaku. Aku pun langsung memeluk Nani dan menciumi bibir sensualnya. Nani pun membalas ciuman itu dengan buas dan liar bagai singa sedang memakan mangsanya. Kemudian Erika bertanya,
“Nan, kamu kamar yang mana?”
“Terserah deh, pokoknya ada kasurnya,” kata Nani.
“Aku masuk dulu ya,” kata Erika.
“Aku juga ah.. nggak enak di sini,” kata Nani.
Sambil menarikku ke dalam kamar dan membaringkan aku dengan sedikit mendorong.
“Mas, aku akan servis kamu lebih dari yang pernah kamu alami,” kata Nani.
“Boleh aja, asal bisa tahan lama,” kataku.
Nani membuka pakaiannya sambil melenggak-lenggokkan pinggul layaknya seorang penari striptease. Setelah pakaiannya habis dia berjongkok sambil menciumi batang kemaluanku yang sudah tegak di dalam celana. Sambil menciumi dia membuka celana dan aku membuka baju sampai telanjang bulat. Dia langsung menciumi dan menjilati kemaluanku yang sudah tegak berdiri dengan gagahnya.
“Mas besar sekali?” tanya Nani.
“Tapi enakkan..” kataku.
“Iya..” katanya.
Kemudian kutarik tubuhnya sehingga aku dapat menciumi lubang kemaluannya dan dia tetap dapat mengulum kemaluanku.
“Mas.. lidahnya.. nakal.. auw.. ah..” katanya sambil mendesah.
“Kamu juga pintar mainin lidah,” kataku.
“Mas.. masukin.. aja.. ya.. aku.. pingin.. ini..” kata Nani.
Sambil memutar tubuhnya, sayub-sayub aku mendengar jeritan nikmat dari kamar seberang.
“Ah.. Mas.. nikmat.. Mas.. ah..” katanya ketika batang kemaluanku masuk dan sambil menaik-turunkan pinggulnya aku merasakan batang kemaluanku mendapat hisapan yang sangat kuat.
“Mas.. oh.. ah.. Mas.. enak.. ah..” desah Nani.
“Ka.. muu.. juga..” selang agak lama dia mulai mempercepat genjotannya dan akhirnya dia orgasme.
“Ah.. Mas.. ah.. enak..”
Aku tahu dia sudah lemas, maka aku membalikkan tubuhnya sambil batang kemaluanku tetap di dalam dan mulai menggenjot tubuhnya.
“Oh.. Mas.. yang keras.. Mas.. ah..” dia berkata sambil mengangkat kedua kakinya sehingga aku dapat menciumi betisnya.
Tak berapa lama, “Mas.. aku.. mau kegh.. luar.. ah.. Mas.. nggak.. kuat..” teriaknya.
“Ta.. han.. sebentar ya.. aku.. juga.. hmmff,” aku mempercepat gerakan dan akhirnya..
“Mas.. ah.. aku.. keluar.. Mas.. aagh.. hmmff.. hmmff..”
“Ah.. ah.. oh..”
Kami mengeluarkan secara bersamaan dan aku mencium keningnya dan dia pun membalas mencium dadaku sambil sedikit menggenjot secara halus untuk mengeluarkan sisa sperma yang belum keluar. “Plok, plok, wah hebat bener sampai Nani harus dua kali keluar,” kata Erika yang sedang memperhatikan kami, ternyata dia dan Iwan sudah lama menonton pertandingan kami dan kami tidak menyadarinya.
Setelah membersihkan diri kami berkumpul di ruang tamu sambil berbincang tanpa sehelai benang yang menempel.
“Gimana Nan enak?” tanya Erika.
“Luar biasa Er, aku belum pernah seperti ini,” kata Erika.
“Kalau sama aku?” tanya Iwan.
“Kamu sih nggak ada apa-apanya sama dia?” kata Nani sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.
“Masa?” tanya Iwan.
“Iya, punya dia kan lebih besar dan lebih lama,” kata Nani.
“Kalau lama aku mungkin bisa kan biasanya melayani kalian berdua jadinya capek kan,” kata Iwan.
“Gimana kalau nanti kita tukar, aku sama Choly dan kamu (Nani) sama Iwan,” kata Erika.
“Wah rugi aku dapat Iwan,” kata Nani.
“Menghina ya,” kata Iwan.
“Nggak pa-pa Nan, aku kan juga pingin ngerasain,” kata Erika.
“Kamu mau nggak Mas?” tanya Nani kepadaku.
“Boleh, tapi biasanya yang kedua lebih lama,” kataku.
“Waduh, rugi dua kali nih,” kata Nani.
“Kamu kan kapan-kapan bisa berduaan lagi, kalau aku kan mau menikah,” kata Erika.
“Iya deh,” kata Nani.
Setelah itu Erika dan Nani bertukar tempat dan sekarang Erika berada dalam pelukanku sedangkan Nani bersama Iwan. Selang agak lama berbincang-bincang Erika mulai meraba-raba dadaku dan memberikan ciuman kecil pada pentilku. Aku pun membalas dengan membelai lembut buah dada yang tampak menggairahkan itu. Tak lama kemudian Iwan menggendong Nani dan membawanya memasuki kamar tempat Erika dan Iwan bermain pada mulanya. Sedangkan Erika semakin buas dan segera mengulum batang kejantananku yang masih tidur dengan nyenyaknya.
Aku pun menikmati perlakuan yang diberikan Erika kepada batang kejantanan yang sekarang setengah tiang itu. Tampaknya Erika sangat ahli dalam hal mengulum, buktinya tidak lama kemudian adik kesayanganku itu terbangun dalam keadaan siap tempur. Aku menjadi tidak sabar dengan keadaan itu maka dengan nafsu yang besar kugendong tubuh Erika menuju ke kamar yang satunya lagi.
Di dalam kamar langsung kulempar tubuh itu ke atas kasur dan aku pun mulai menciumi daerah liang senggama Erika yang sudah terlihat sangat merangsang.
“Emh.. emh.. ahh..” tampaknya Erika mulai merasakan rangsangan yang aku berikan.
“Mas.. aku.. pingin.. Mas.. ah..” setelah berkata, dia langsung membalikkan badannya dan sekarang posisi kami saling berhadapan dengan dia di atas dan aku di bawah.
Dia mulai mengarahkan batang kemaluanku ke arah kemaluannya dan..
“Ahh..” amblaslah batang kemaluan yang lumayan besar itu.
Tanganku pun tak mau tinggal diam, meremas-remas buah dada yang sedang mengayun-ayun di atas dadaku.
“Emmhh.. ah..” dia pun mulai memainkan pantatnya. Tak berapa lama dia mengejang dan menurunkan pantatnya sampai batang kemaluanku amblas tak terlihat, rupanya dia sudah orgasme, tapi dia tidak seperti habis orgasme tetap menaik-turunkan pantatnya malah semakin cepat.
Aku pun merasa nikmat dan dalam waktu singkat aku pun orgasme. Kami pun tertidur kecapaian sambil kemaluanku tetap di dalam liang senggamanya dan kepalanya berada di dadaku.
Keesokan harinya kami pulang ke rumah masing-masing, dan sejak kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Erika lagi, begitu juga Nani, entah kemana mereka, seolah hilang ditelan bumi. Maka aku pun hanya bisa membayangkan tidur bersama mereka berdua. Dan aku semakin sering datang ke lok barangkali bisa bertemu Nani, kalaupun tidak bertemu masih ada keistimewaan dari warung itu, makan sambil ngeseks. Sekian…


Posted By : Agen Judi Online Terbaik

Friday, May 27, 2016

Bandar Bola - Cerita Sex: Harumnya Meki Penjaga Warung

Bandar Bola - Cerita Sex: Harumnya Meki Penjaga Warung


Bandar Bola - Namaku Harun (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. 

Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis. Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. 

Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua. Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang.

Warung itu milik Ibu Neneng (tapi aku memanggilnya Tante Neneng), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Neneng buka pagi-pagi sekNenengr jam lima, terus tutupnya juga sekNenengr jam 9 malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Neneng sendiri dan keponakannya yang SMA, raffi namanya.

Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?, Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Neneng masih buka ya..?, Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Neneng belum tutup, tapi kok sepi.., “Mana yang jualan”, batinku.

“Tante.., Tante.., Dik raffi.., Dik raffi”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.
Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Neneng?”.
“Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.
Yang keluar ternyata Tante Neneng, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

“Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik raffi mana?
 
“O.., raffi sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Harun Tante pake’ pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”.
“Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Neneng, soalnya biasanya Tante Neneng selalu pakai baju kebaya. 

Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Neneng tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

Malam gini kok belum tutup Tante..?
“Iya Mas Harun, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake’ pakaian dulu?
“Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.
“Wah ngerepoti Mas Harun kata Tante Neneng.., sini biar Tante ikut bantu juga”. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.
“Trimakasih lho Mas Harun..?”.
“Sama-sama..”kataku.
“Tante saya lewat belakang saja”.

Saat aku dan Tante Neneng berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Neneng terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Neneng menjerit sambil secara reflek memelukku.

“Mas Harun.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hNenengm rambut-rambut halus di sekNenengr mekinya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari penisku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.
“Mas Harun.., penisnya bangun ya..?”.
 
“Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..”.
“Ah tidak apa-apa kok Mas Harun itu wajar..”.
“Eh ngomong-ngomong Mas Harun kapan mo nikah..?”.
“Ah belum terpikir Tante..”.
“Yah.., kalau mo’ nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya’ mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Harun.. kebutuhan batin..”.
“Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil.
“Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.
Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Neneng.., ough.., pikiranku tambah usil.
Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.
“Mas Harun penisnya masih bangun ya..?”.
Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Neneng meraba penisku.
“Wow besar juga penismu, Mas Harun.., penisnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?”.
“Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.
“Mas.., boleh dong Tante ngeliatin penismu bentarr saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Neneng sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.
“Oh.., sampe’ keluar gini Mas..?”.
“Iya emang kalau penisku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang penisku..?”, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Neneng.
“Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Harun pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Harun..”, kata tante sambil terus mengocok penisku.
Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Neneng sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.
“Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..”, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan penisku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.
Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi penisku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Neneng naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.
“Mas Harun.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!”.
Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, meki dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Neneng sudah punya anak, aku langsung saja mejilat mekinya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari mekinya. Aku lahap rakus meki tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang mekinya.
“Ough Mas.., ough..”, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.
“Terus Mas.., Maas..”, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam mekinya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Neneng membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.
“Ayo Mas Harun.., Tante sudah tidak tahan.., mana penismu Mas.. penismu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Harun.., penis Mas Harun kalau bangun dongak ke atas ya..?”. Aku hampir tidak dengar komentar Tante Neneng soal penisku, aku melihat pemandangan demikian menantang, meki dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan penisku dibibir mekinya.
“Aughh..”, teriak tante.
“Kenapa Tante..?”, tanyaku kaget.
“Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..”, aku masukkan kepala penisku di mekinya, sempit sekali.
“Tante.., sempit sekali Tante.?”.
“Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..”.
Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari penisku amblas.., Tante Neneng sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.
“Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..”.
Begitu juga aku.., walaupun penisku masuk ke mekinya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini penisku sudah amblas dimakan meki Tante Neneng. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Neneng. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.
“Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Harun..”, katanya sambil merem-melek.
“Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..”, penisku tetap di meki Tante Neneng.
“Mas Harun sudah mau keluar ya..?”. Aku menggeleng.
Kemudian Tante Neneng telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Neneng semakin mendesah, “Ough.., Mas..”, tiba-tiba Tante Neneng memelukku sedikit agak mencakar punggungku.
“Oughh Mas.., aku keluar lagi..”, kemudian dari kewanNenengannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Neneng.
“Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”.
“Terrsseerraah..”, desah Tante Neneng.
Ough.., aku percepat gerakanku, penisku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penisku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam meki Tante Neneng, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Neneng orgasme kembali, dia gigit dadaku.
“Mas Harun.., Mas Harun.., hebat Kamu Mas”.
Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Neneng masih tetap telanjang telentang di atas meja.
“Mas Harun.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..”, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.
“Tante ingin Mas Harun sering bantuin Tante tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Neneng, aku di panggil tante.
“Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?”, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Neneng tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

Posted By : Bandar Bola Terbaik 

 

Thursday, May 19, 2016

Agen Tangkas - Cerita Sex: Ungkapan Terima Kasih

 Agen Tangkas - Cerita Sex: Ungkapan Terima Kasih

Agen Tangkas - Karena berlokasi di pinggiran kota Padang, peraturan sekolah kami cukup ketat. Bukan hanya masalah absensi, pakaian seragam, atau kerapihan rambut. Siswa-siswi juga dilarang merokok, minum miras, pacaran apalagi berhubungan seks. Beberapa kali siswa atau siswi dipanggil 
BP untuk diluruskan. Wali kelas kami Bu Susi juga termasuk guru BP.

Agen Maxbet - Sore itu Toni, teman sekelas waktu di kelas satu, datang ke rumah dan masih menggunakan seragam sekolah, “Jar, bantuin aku dong..”, kata Toni. “Aku tadi dipanggil BP, diancam mau dikeluarkan dari sekolah”.

“Hah.., Memangnya kamu salah apa?” tanyaku.
“Waktu lagi pulang aku dipanggil ke ruang Pak Dedi guru ekonomi, urusan PR dan nilaiku. Pas sudah selesai dan mau pulang, aku ketemu guru BP dan diajak ke ruang BP. Pas didalam task u digeledah terus kepergok bawa buku cerita porno”, jawabnya.
“Kenapa begitu saja ancaman hukumannya berat?”, tanyaku
“Buku pornonya sih masih ringan. Kata guru BP, dia pernah memergoki aku sekamar berdua dengan Wulan. Itu yang berat”, Toni merasa bersalah. Wulan adalah pacar Toni sejak kelas satu, dulu mereka sekelas, sekarang Toni di IPS, Wulan di IPA.
“Terus, kenapa minta tolong aku?”, tanyaku
“Guru BP yang manggil itu Bu Susi. Dia kan wali kelasmu. Pas ketemu BP aku ketemu Yuni, bendahara kelasmu, aku cuma cerita ke dia bahwa ancamannya berat. Kata Yuni, Bu Susi mau dengerin kata2mu”, Toni menjelaskan. Duh Yuni.. masih saja berusaha mencari tahu hubunganku dengan perubahan sikap Bu Susi.
“Aku nggak dekat sama Bu Susi. Tapi sebagai temanmu, aku coba deh”, kataku
“Cepat ya Jar, mumpung baru Bu Susi yang tahu. Aku takut Wulan juga dipanggil dia, terus diancam mau dikeluarin”, katanya penuh harap, lalu pamit.
Segera aku menuju rumah Bu Susi. Sampai di sana ternyata Wulan baru keluar dari Bu Susi dengan tertunduk. Aduhh, telat. Aku segera menghampiri Susi, dia tak mau cerita kesedihannya. Aku bilang, bahwa Toni sudah cerita semua dan minta tolong aku menemui Bu Susi.
Akhirnya Wulan mau cerita
“Tadi sepulang sekolah aku nunggu Toni di warung, nggak tahunya yang muncul Bu Susi dan nyuruh ikut ke rumahnya segera, minta tolong dan ada hal penting. Di rumah Bu Susi, awalnya dia minta tolong merapikan PR kimia anak2 kelas satu”.
“Setelah itu dia bertindak sebagai guru BP. Dia bilang BP dilakukan di rumah karena masalah sensitif. Dia tahu hubungan aku dengan Toni. Dia periksa tasku, dan dua kondom di dompetku ketahuan sama Bu Susi. Dia juga bilang bahwa pernah memergoki aku beberapa kali sekamar berdua dengan Toni. Dan dia sudah memanggil Toni ke ruang BP tadi. Aku nggak bisa menghindar dan mengakui. Terus dia bilang aku dan Toni bisa dikeluarkan dari sekolah”. Sambil kuantar pulang dengan motor, Wulan semakin terisak.
Aku coba tenangkan dia bahwa aku akan bicara sama Bu Susi.
Setelah mengantar Wulan, aku langsung ke Bu Susi. Di rumahnya dia sedang ceria, katanya baru terima telpon dari calon suaminya, ngomongin masalah pernikahan. Aku senang melihat dia gembira. Lalu Bu Susi mempersilahkan aku masuk. Aku sedikit bertanya tentang calon suaminya dan dengan semangat Bu Susi bercerita tentang status duda beranak satu, Bu Susi sudah akrab dengan anak dan keluarga besar calon suami. Dia merasa cocok dengan sikap dan kebaikan calon suami.
“Ibu sedang dimabuk asmara ya?. Sama dong sama Toni dan Wulan yang sedang dimabuk asmara”, aku mulai masuk ke permasalahan.
Bu Susi kaget dan berargumen bahwa mereka telah berhubungan melebihi batas yang belum boleh untuk anak seumur mereka.
Aku sampaikan bahwa aku juga pernah berhubungan seks dengan Bu Susi. Dan menurutku Toni dan Wulan masih menjaga diri. Mereka tidak mempertontonkan tindakan melampaui batas di sekolah dan di lingkungan sekolah. Perbuatan mesum mereka lakukan jauh di luar kota atau di kota Padang. Mereka berhubungan seks dengan aman karena memakai kondom, mereka tidak mau Wulan hamil.
Cukup lama aku mencoba memberi pengertian. Bu Susi ingin menegakkan aturan, tetapi dia sendiri sebenarnya melanggar aturan, karena punya video porno dan bernah berhubungan seks dengan aku muridnya. Aku menekankan bahwa apa yg telah terjadi, yg penting terjaga rahasia, tidak mempengaruhi orang dan tidak diulang lagi. Seperti aku, Toni dan Wulan masih punya masa depan, dan kita tidak boleh mematahkan semangat masa depan mereka.
Bu Susi memahami maksudku dan memahami posisinya,
“Baiklah. Jaga rahasia aib orang. Dan beri kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Rahasia Toni dan Wulan ada pada kita, dan ibu tidak akan menghukum mereka asal mereka tidak melakukan lagi.. Dan kalau ketahuan satu kali lagi, maka tiada maaf”. Bu Susi menyimpulkan sekaligus mengingatkanku.
Aku mengucapkan terimakasih dan merencanakan besok siang aku, Toni dan Wulan akan ke rumah Bu Susi untuk menyelesaikan hal ini. Lalu kami cerita2 lagi tentang masa muda Bu Susi. Aku pamit dan Bu Susi memeluk dan menepuk pundakku. “Kamu cukup bijaksana”, katanya. Aku ge-er.
Besoknya kami ke rumah Bu Susi dan semua permasalahan jadi beres. Toni dan Wulan dapat nasehat panjang dari Bu Susi. Dan Bu Susi bilang bahwa dia punya mata-mta untuk mengawasi Toni dan Wulan. Setelah semua masalah diselesaikan, Bu Susi minta tolong untuk membantu memeriksa PR kimia anak kelas satu. Aku dan Wulan membantu, sedangkan Toni pulang karena ada kerjaan di rumah.
Tak berapa lama, Bu Susi mendapat telpon dari calon suaminya. Bu Susi pergi urusan calon suami dan meminta kami meneruskan kerjaan.
“Terimakasih ya Jar, telah menyelamatkan masa depanku”, kata Wulan
“That is what friend are for. Kamu berdua sahabatku”, kataku belagak bahasa Inggris.
Wulan melihat keluar jendela dan bertanya dengan suara pelan, “Aku heran, kok kamu bisa mempengaruhi Bu Susi?”. Aku hanya tersenyum, “Aku cuma berusaha jadi siswa yang baik saja”. Wulan terlihat kurang puas. Aku tetap diam sambil terus menyelesaikan tugas.
“Bagaimana aku membalas jasamu ini? Kutraktir makan saja ya?”, Wulan menawarkan. Aku bilang boleh saja.
“Tapi kayaknya kurang deh kalau cuma makan. Tambah nonton deh..”, katanya tertawa.
“Nggak usah makan, nggak usah nonton. Bagaimana kalau cium?!”, kataku meledek. Wulan berhenti bekerja dan memandangku.
“Kenapa?”, aku tertawa.
Wulan menghampiriku lalu tiba2 mencium bibirku dan aku terdorong rebah.
”Wulan.?.”, kataku, tapi tetap menerima ciumannya. Wulan melepaskan ciumannya dan menatapku yang terlentang di lantai.
Lalu mencium bibirku lagi. Aku biarkan dia menciumku. Lama-lama aku terangsang dan secara reflek tanganku menggerayang dadanya. Menyusup kebalik baju dan mencari susunya.
Wulan tak peduli, badannya dimiringkan untuk memudahkan tanganku mencari susu. Bahkan tangannya membantu menyingkap bh sehingga dengan mudah aku meremas dan memainkan susunya. Sambil menciumku, tangan Wulan mencari letak k0ntol di balik celana dan meremas-remas k0ntolku.
“Wulan?”, aku coba menyadarkannya, tapi aku sendiri jadi terangsang dan k0ntolku ngaceng. Aku membalas menyingkap rok dan menyelinapkan tanganku kebalik celana dalamnya dan memainkan vaginanya.
Wulan memelorotkan sedikit celanaku sehingga k0ntolku menyembul keluar dalam keadaan ngaceng. Lalu dia duduk diatas perutku. Tanpa mencopot rok dan celana dalam, Wulan menyingkap sisi celana dalamnya sehingga vaginanya mengintip.
“Wulan?”, aku masih ragu. Tapi tak ada waktu untuk bertanya, tangan Wulan meraih k0ntolku, meluruskan ke vaginanya dan bless.. k0ntolku masuk ke vaginanya.
“Wulan..”, aku berada di dua kebimbangan.
Wulan adalah sahabatku. Toni pacarnya Wulan, juga sahabatku. Sulit bagiku untuk bersetubuh dengan Wulan. Tapi disisi lain nafsu seks membuatku terangsang dan bergairah, aku jadi tak ingin dia berhenti.
Wulan terus menggenjot. Saat asyik menggenjot, terdengar pintu pagar di buka dan terlihat Bu Susi pulang. Dengan cepat Wulan mengeluarkan k0ntolku, lalu membetulkan celana dalamnya sehingga vagina yang ngintip tadi langsung ngumpet lagi. Lalu meneruskan tugas. Aku juga sigap membenahi celana dan menutup retsleting. Karena k0ntolku masih ngaceng, aku tengkurap menyembunyikannya sambil segera kembali mengerjakan tugas.
Bu Susi masuk dan memandang kami dan langsung membawa barang bawaan kebelakang. Ternyata masih ada barangnya di depan pintu dan Bu Susi minta tolong aku membawanya ke dalam. Aku berusaha meutupi k0ntolku yang masih tampak ngaceng dibalik celana, tapi tak bisa. Akhirnya aku mengeluarkan baju menutupi bagian selangkanganku.
Saat aku mengantar kebelakang, Bu Susi berbisik menegurku,
“Kamu nakal ya Jar. Masak ngerjain tugas begitu, napas kamu terengah2”. Bu Susi melanjutkan. Tangannya segera bergerak memegang daerah selangkanganku dan memergoki k0ntolku masih ngaceng “dan kontolmu ngaceng”.
“Memangnya sempat Jar?”, Bu Susi nggak percaya kami sempat berhubungan dan segera memakai baju lagi.
“Wulan cuma ucapin terimakasih, tapi sedikit berlebihan, jadi aku terangsang”, kataku sambil mengusap bibir, mengisyaratkan bahwa Wulan mencium bibirku.
“Oo begitu..”, kata Bu Susi. Lalu kami kembali membantu memeriksa PR kimia hingga selesai.
Aku mengantar Wulan ke rumahnya. “Ucapan terimakasihmu berlebihan, Wulan”, kataku.
“Maaf. Waktu sekelas di kelas satu, aku suka kamu, tapi kamu cuek. Lalu Toni yang baik menghampiriku. Kami jadian. Karena sudah sama-sama cinta, kami buta dan berbuat tidak semestinya. Tapi aku masih menjaga diri dengan pakai kondom”, Wulan berusaha menjelaskan.
“Tapi kamu sama aku tadi tidak pake kondom”, kataku
“Aku nggak berani bawa kondom, takut diambil Bu Susi lagi”, jawabnya
“Aku bingung Jar. Aku cinta dan sayang sama Toni. Tapi rasa suka sama kamu tidak hilang. Selama ini bisa kukendalikan, tapi waktu kamu tadi minta cium, aku menjadi buta dan hilang kendali”, Wulan berkata pelan.
Sesampai dirumahnya, Wulan minta aku tunggu sebentar. Dia masuk kedalam rumah lalu keluar lagi.
“Antarin aku ke rumah mak tuo (bude)”, katanya.
“Kemarin maktuo nitip kunci karena rumahnya kosong dua hari. Di titip untuk sore menyalakan beberapa lampu dan paginya dimatikan.”, Wulan menjelaskan
Aku mengantarnya ke rumah maktuo, lalu Wulan segera masuk ke rumah untuk menyalakan lampu.
“Jar, bantuin menyalakan lampu halaman belakang dan lampu atas ya.”
Setelah menyalakan lampu teras lantai atas, aku turun kembali ke lantai bawah. Aku kaget. Wulan menungguku dalam keadaan bugil, dan pintu rumah tertutup
“Di rumah Bu Susi tadi, aku belum selesai mengucapkan terimakasih, buat cowok yang aku suka”, kata Wulan tersenyum
“Wulan..”, aku coba meyakinkan apa yang dia lakukan, “tadi sudah cukup”
“Please..”, Wulan sedikit merengek, dia mendekatiku “tadi kan kita sama2 belum selesai.
Tubuhnya pendek sedadaku tapi badannya sintal, kulit mulus, susunya besar dengan putting coklat mendongak, dan bibir vagina tebal dengan bulu yang cukup lebat. Didekati dan dipeluk Wulan yang bugil membuatku terangsang. Aku mencium kepalanya yang menempel di dadaku. Wulan memandangku. Dia tersenyum.
Maka mulailah Wulan beraksi. Pakaianku dicopoti semua hingga aku bugil. Dia menciumi seluruh dada dan perutku lalu memegang k0ntol dan menciuminya. Dari pangkal buah zakar hingga ujung k0ntol. Lalu mengemutnya dengan lahap. K0ntolku menegang dan Wulan merasa senang.
Wulan berdiri meraih pundakku menurunkan mukaku hingga sedadanya. Dia memintaku menciumi susunya. Terasa susu yang sudah matang dan kenyal. Wulan menekan lagi pundakku sehingga wajahku berhadapan dengan vagina yang tertutup bulu jembut yang hitam keriting dan tebal. Aku menciumi vagina lebat itu. Wulan meregangkan kaki, sehingga sedikit terbuka vaginanya. Kujilati vagina itu, Wulan mendesah kencang.
Wulan mendorong pundakku sehingga aku rebah terlentang. Sekali lagi dia mencium dada, perut dan k0ntolku. Lalu dia beranjak ke meja dan mengambil sesuatu.
“Sekarang pakai kondom ya..” , katanya sambil mempersiapkan kondom untuk dipasang di k0ntolku.
“Kalau ucapan terimakasih tidak boleh ditutup-tutupi. Jangan pakai kondom”, kataku.
Wulan tampak ragu. Aku ambil kondom ditangannya, lalu kubuang. Wulan menarik napas dalam.
Lalu dia mengambil posisi diatas k0ntolku yang tegak. Dan blesssssss.. perlahan vaginanya menelan k0ntolku. Dia terus menekan sampai mentok. Walaupun tubuhnya pendek, tapi vaginanya cukup dalam. Wulan menarik napas lagi. Lalu mulai mengayun, satu tekanan, diam sesaat, lalu mengayun dan menekan lagi.
Wulan mendiamkan k0ntolku dalam vaginanya. Matanya memandang kearah kondom yang kubuang. Dia menarik napas lagi. Memandangku dan tersenyum. Lalu.. cleps, cleps, cleps.. dia menaik turunkan pantatnya, membuat k0ntolku keluar dan masuk vaginanya berulang-ulang. Kepalanya mendangak ke atas dan mulutnya bersuara tidak menentu. Semakin lama Wulan mempercepat ayunan dan goyangannya.
Setelah lama bergoyang, Wulan merebahkan diri disampingku, dan meminta aku untuk menindihnya. Aku sempatkan menciumi susunya lalu mencium bibirnya. Wulan menggenggam k0ntolku dan diarahkan ke vaginanya. Aku menekan dan bless.. k0ntolku masuk ke vaginanya hingga dasar. Wulan menggoyangkan pantatnya meminta aku untuk memompa. Maka kuayunkan pantatku sehingga k0ntolku kembali menghunjam dasar vaginanya berkali2.
Wajah Wulan yang segar, terlihat sangat menikmati dan bergairah. Sesekali erangannya terdengar mmphh…, Aku tak tahu berapa kali aku menghunjam, berapa lama aku menggenjot, tetapi Wulan sepertinya masih belum mau memuncak.
“Wulan, aku mau keluarr..”, kataku. Wulan menggoyangkan pantatnya seirama genjotanku dan coba mencapai orgasmenya.
Aku tak tahan, dan akhirnya k0ntolku memuntahkan mani yang ada di dalamnya. Wulanpun mencapai orgasmenya. Dia segera membalikkan posisi sehingga aku berada di bawah dan dia diatas. Lalu segera mengeluarkan k0ntolku dari dalam vaginanya. Lalu membiarkan mani yang berada didalam vagina mengalir keluar.
Dia tersenyum melihat k0ntolku penuh dengan mani. Lalu segera ke kamar mandi membersihkan diri. Dari kamar mandi dia memanggilku untuk mandi bersama. Kami saling menyabuni dan membilas. Wulan terus tersenyum.
“Kamu terlihat bahagia”, kataku
“Ya, hari ini aku terbebas dari ancaman dikeluarkan dari sekolah. Hari ini aku dapat kesempatan berduaan dengan cowok yang kusuka.
Hari ini… aku merasakan gesekan kontol tanpa kondom di memekku… Hari ini aku merasakan hangatnya mani yang keluar di dalam memekku..”, katanya riang.
“Tapi aku sangat sayang dan cinta sama Toni”, masih dengan senyum yang lebar, Wulan teringat pacarnya Toni.. Lalu dahinya sedikit mengernyit, dan terucap kalimat datar,
“Tapi aku akan berhenti dulu berhubungan seks dengan Toni”.
“Kenapa?”, tanyaku
“Pertama karena aku masih ingin lulus SMA dan tidak mau di dikeluarkan dari sekolah gara-gara kepergok seks. Toni juga ingin selesaikan sekolahnya. Kami berdua harus sukses”, katanya semangat.
“Alasan kedua?”, tanyaku
“Kedua, kalau nanti aku positif hamil, karena aku tidak seks lagi dan seks terakhir dengan kamu hari ini, itu berarti anakmu Jar. Tapi aku tak mau hamil dulu”, katanya sambil menepuk k0ntolku. O.. o..
Seminggu kemudian Wulan memberi kode padaku bahwa dia sedang mens, berarti dia tidak hamil. Aku lega.
Setelah kejadian itu persahabatan kami berjalan semakin baik dan kami banyak saling membantu. Akhirnya Wulan menjadi perawat dan Toni membuka toko kelontong yang cukup sukses.


Posted By : Bandar Tangkas Terbaik

Monday, May 16, 2016

Agen Bola - Cerita Sex : Gadis ABG Mall Berjilbab

Agen Bola - Cerita Sex : Gadis ABG Mall Montok dan Sexy



Agen Bola - Sore hari, aku merasa sepi. Padahal hari ini sabtu malam minggu, kenapa aku nggak cari temen? Karena lebih suka untuk mencari mangsa sendiri, Setelah malam datang, segera aku mengarahkan mobilku ke sebuah mall di jalan malioboro, sekedar sefreshing. Kali aja ada yang bisa diajak kenalan, dan mau menemani malam mingguku. Hehehehe.

Agen Maxbet - Sampai di lantai 2, aku melihat-lihat baju. Bukan untuk membeli, namun iseng-iseng saja. Sedang melihat-lihat baju, mataku melihat seorang gadis berjilbab hitam sedang melihat-lihat juga baju. Segera aku mendekatinya, dengan maksud berkenalan.

“hai.” Kataku santai saat sudah didekatnya. Santai aja deh, kalo kenalan, dicuekin ya pergi aja.
“hai.” Kata gadis itu sambil tersenyum dan melihiatku.
“lagi pilih-pilih baju ya?” tanyaku kepada gadis cantik itu.
“nggak.. cuma liat-liat doank.. ga ada duit.” Kata gadis itu sambil tersnyum malu. Senyumannya yang lugu mulai membuat si otong terjaga.
“mmmm… mau gak, milihin baju? Aku bingung niy, yang bagus yang mana…” tanyaku.
Iseng aja sih, tapi kalo beli baju bisa membuatku mendekati gadis itu, ok ok aja.
“mmm.. boleh…” jawab gadis cantik berjilbab hitam kecil itu.

Akhirnya, umpanku sukses, dan setelah membeli baju, aku bisa berkenalan dengan dia. Ternyata namanya Rere, gadis belia yang masih duduk di kelas 3 sebuah sekolah swasta terkenal di *****. Tidak lupa sebagai tanda terima kasih, kuijinkan ia untuk membeli baju menggunakan uangku. Alangkah terlihat senang gadis itu. Setelah selesai kami berdua membeli baju, aku mengajaknya untuk makan malam di sebuah restoran siap saji di dalam mall itu. Tanpa menunggu lama, dia mau. Akhirnya kami bisa kembali lebih mengenal dengan berbincang2 di resto itu. Tentu saja aku tidak mengungkapkan kisah hidupku yang asli heheheheh.
Dalam bincang2 kami, aku bisa tahu bahwa ternyata gadis cantik ini orang tuanya sudah berpisah. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses yang setelah bercerai dengan ibunya, tinggal di jakarta, sementara ibunya, kini juga meniti bisnis ekspor impor di luar negri. Sekarang dia tinggal sendiri di ***** dengan kiriman uang melimpah dari orang tuanya, karena sang kakak juga sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya di batam. Aku juga bisa tahu bahwa dia baru saja putus dengan pacarnya.
Setelah berbincang lama, kulirik jam tangan rolexku. Sudah jam 2030.
“Fan, mau gak, nemeni aku dirumah? Tar tak anter pulang deh.. bete banget nie..” kataku langsung.
“mmm… iya deh… mau ngapain?” tanya Gadis belia berjilbab itu lugu.
“yaa.. kita nonton film aja yah? Ntar kalo u dah mau pulang, gw anterin deh..” kataku. P
adahal nniatku bukan cuman menonton film, tapi menikmati tubuh gadis belia berjilbab bertubuh sekal itu.
Singkat kata, aku dan Rere telah tiba di rumahku di sebuah perumahan di sudut utara kota xxxx yang sepi. Segera kuajak dia ke ruang tengah dimana ada tivi.
Akus egera masuk dan mengambil makanan kecil serta minuman,d an mulai memutar film. Rere duduk tepat berada di sebelahku di karpet.
“film apa ni kak?” tanyanya.
“ooh.. film campur2.. ada actionnya, drama, cinta dll..” kataku.
Dan satu tapi tidak kusebutkan, tentu saja ada seksnya walaupun nggak hardcore, tapi semoga bisa membangkitkan gairah Rere sehingga lebih mudah kunikmati tubuhnya.
Film pun telah berputar, dan Rere seolah larut dalam film itu. Sementara aku, aku justru larut dalam memandang agdis belia berjilbab ini yang ada dihadapanku. Aku perhatikan, Rere tampak cantik memakai celana jeans ketat dan kaos lengan pendek kembang2 ungu dengan lengan sambungan yang agak tipis dan sedikit ketat. Tubuhnya yang ranum juga pahanya yang panjang sekal terlihat samar dibalik baju ketatnya. Jilbab hitam yang ia pakai semakin membuat wajahnya semakin cantik.. buah dadanya ranum dan mnggiurkan terlihat samar. Walaupun tidak begitu besar namun membuat diriku ingin segera meremasnya.
taNpa sadar penisku mulai tegang karena membayangkan nikmatnya melakukan hubungan seks dengannya. Tiba-tiba Rere menyandarkan kepalanya ke bahuku, jantungku berdebar kencang kemudian aku memberanikan diri untuk merangkulnya dan pelan2 membelai kepalanya yang masih tertutup jilbab. Sementara tangan Rere jatuh di pahaku, penisku bertambah keras.
Tanganku membelai kepalanya yang tertutup jilbab, dan turun ke lehernya. Rere tidak memberikan perlawanan, walaupun tubuhnya terkadang menggeliat. Pasti sang gadis belia itu sedang bingung, di sisi lain dia malu, namun juga ingin merasakan belaianku. Pelan-pelan, gadis cantik berjilbab itu memberanikan diri memandangku. Saat kami bertatapan, tanpa membuang waktu kucium bibirnya yang mungil kemerah-merahan, Gadis ABG alim berjilbab sekal itupun pelan-pelan membalas ciumanku dengan menghisap bibirku, agak kewalahan juga aku mengimbangi ciuman Rere yang ternyata sangat bernafsu dan lebih bernafsu dibanding aku.
Kami terus berciuman dan berpagutan hingga kami kesulitan untuk bernafas dan saat berciuman tangaanku mulai meraba dan meremas payudara Rere yang indah itu dari luar kaos ketatnya. kencang sekali payudaranya. Tangganku mulai turun ke pinggangnya dan kemudian kusibakkan kaosnya keatas dan.., terlihat payudara yang indah dibungkus oleh BH pink.
Aku lalu melepas BH yang menutupi payudara Rere. Terlihat payudara yang ranum, kecil namun kencang. Kuremas-remas kedua payudaranya, sementara Gadis belia berjilbab itu memejamkan mata, menengadah sambil mendesah-desah. Aku memainkan puting payudaranya yang berwarna coklat memakai jariku, kemudian kuciumi dan cumbui payudara yang indah itu hingga puting payudaranya mengeras.
“Re.., susu kamu bagus banget, putingnya lucu”, godaku pada Rere sambil terus meremas dan memainkan puting Rere yang terus mengeras, Rere hanya mendesah keenakan. Terkadang pekikan enak keluar dari bibir gadis lugu berjilbab itu.
Kucupang payudara Gadis belia berjilbab itu hingga di payudaranya terlihat warna kemerahan. Kujilati puting payudaranya, sementara tanganku meremas dan memainkan payudara Rere yang lainnya. Rere menggeliat keenakan, kelihatan dia kegelian ketika kumainkan puting payudaranya dengan lidah.
“aahhc.., Kak.., nikmat.., ehmm..”, erang Rere sambil tangannya menjambak rambutku, tanda dia keenakan.
Kubaringkan Rere di karpet. Kemudian aku membuka kancing celana jeans ketatnya dan kulepaskan, hingga terlihat CD Rere yang berwarna hitam. Kubelai paha Rere yang panjang dan sangat mulus, Gadis belia berjilbab itu menggeliat lagi kegelian. Tanganku membelai paha dan terus ke pinggulnya dan saat di pinggul Rere kutarik CD-nya dan.., terlihat meki Rere yang indah dan di sekelilingnya ditumbuhi dengan bulu hitam yang tertata rapi. Terlihat dengan jelas belahan kewanitaannya dengan kelentit yang agak menyembul. Gadis belia berjilbab itu hanya diam sambil matanya tertutup. Tangannya menutupi mulutnya seolah menahan desahan dan rintihan yang keluar.
Kubelai dan kupegang mekinya. Meki Rere sudah basah oleh cairan yang keluar tiada henti dari liang mekinya. Satu Tangannya turun untuk menepis tanganku, namun kupegangi sehingga gadis cantik berjilbab itu sidak bisa menep[is lagi. Rintihan semakin jelas terdengar dari mulutnya yang ia tutupi memakai tangannya yang lain. Aku kemudian membungkuk mencium meki Rere yang sudah basah. Gadis ABG alim berjilbab sekal itu menggeliat lagi. Aku makin bernafsu dan semakin lihai menjilati liang meki Rere. Kubuka kakinya, dan menemukan klitorisnya yang merah basah menyembul dan semakin keras.
Meki Rere yang harum semakin membuatku memburu dengan nafsunya, Gadis lugu berjilbab itu tampaknya sudah menyerah dengan perlawanan tak berartinya, dan mulai terhanyut dalam permainan birahi. Terasa selangkangannya menegang dan dengan kedua pahanya menjepit kepalaku hingga aku agak sulit bernafas.
Tiba-tiba tubuh Rere mengejang, melejang-lejang untuk beberapa saat, lalu terkulai lemas, kutahu bahwa Gadis belia berjilbab itu sudah orgasme yang pertama. Kubuka pahanya lebar sambil membelai pahanya. Penisku yang besar siap menerobos liang mekinya yang berwarna merah segar di bagian dalamya. Kudekatkan penisku ke mekinya yang basah.
“Re.., kakak masukin sekarang ya.. tahan yaa..”, bisikku pada Rere, dan Gadis belia berjilbab itu hanya mendesah lalu menganggukkan kepalanya.
Tangan Rere mengepal dan wajahnya mengernit kesakitan ketika aku menuntun penisku masuk ke mekinya yg perawan. Lubang meki Rere terasa kecil buat penisku yang besar. Kutarik pantatku dan mencoba menggesek-gesekkan penisku pada mekinya.
Setelah mekinya rileks maka kucoba lagi, pantatku mundur ke belakang dan dengan tenaga yang agak besar kudorong pantatku dan.., “Bless”, penisku masuk ke meki mugil Rere tapi itu baru setengahnya dan, “Bless”, kudorong lagi akhirnya penisku masuk seluruhnya ke liang meki Gadis belia berjilbab itu.
“Akhh..”, Rere menjerit kecil saat penisku seluruhnya masuk ke mekinya.
Kuremas payudara Rere yang kenyal dan memainkan putingnya yang mengeras. Lalu kurebahkan tubuhku ke atas tubuh Gadis ABG alim berjilbab sekal itu sehingga payudaranya yang ranum dan sudah keras berhimpit dengan dadaku yang lapang.
Kucium bibir Rere, meremas payudaranya dan kemudian kuangkat pantatku dan kudorong lagi ke meki Rere berulang-ulang. Kukocok meki Rere dengan penisku yang keras hingga Rere hanya mendesah dan pasrah memerima sodokan penisku.
“Re.., ahk.., emh.., meki.., kamu nikmat.., ahk..”, erangku sambil terus mengocok meki Gadis lugu berjilbab itu.
“Kak.., kak.., akhh.., nikmat.., akh..”, desah Rere sambil menggoyang pinggulnya yang semakin ‘menggigit’ penisku di dalam mekinya yang semakin nikmat.
Sekitar 15 menit posisi itu bertahan. Lalu kuajak Rere ke posisi doggy style, dan Gadis belia berjilbab itupun menurut. Kuatur posisi Rere agar nungging di depanku sehingga mekinya terlihat jelas. Kucium terlebih dahulu mekinya yang basah, lalu dengan dua kali sodokan.., penisku masuk lagi ke liang mekinya. Kupegang dan remas payudaranya dari belakang, sementara kumaju mundurkan penisku untuk mengocok meki Rere yang basah dan masih cukup sempit.
“Ah.., ah.., akhh.., ehmm..”, deasah Gadis belia berjilbab itu mulai kembali keenakan, pinggul Rere bergerak berputar dan aku terus menusuk Rere dari belakang, penisku terasa disedot dan dipijat meki Rere hingga aku tak tahan lagi.
“Re.., tahan.., jangan.., gerak.., aku mau.., keluar..”, erangku menahan nikmatnya mekinya.
“Kak.., Rere.., juga.., mau.., keluar.., akhh..”, erang Rere.
Tiba-tiba tubuh Rere kembali melejang-lejang, mekinya makin merapat dan tubuh Rere melemas, kutahu Gadis ABG alim berjilbab sekal itu orgasme lagi dan kucabut penisku dari dalam mekinya.
Gadis belia berjilbab itu yang masih lemas lalu berbaring di lantai, aku berbaring di sebelahnya dengan penis yang masih perkasa. Lalu kutarik Rere dan kusuruh Rere naik ke tubuhku. Pertama2 Rere bingung. Mungkin karena dulu pacarnya tidak pernah melakukan gaya itu, tapi setelah kutuntun dan kuajari, pelan2 dia bisa. Ku minta gadis manis berjilbab ini duduk di atas perutku, kutuntun penisku masuk ke meki Rere yang basah dan, “Bless”, penisku masuk lagi ke liang meki Rere. Pelan2 kugerakkan tubuh Rere naik turun menekan penisku dan menjepitnya, kupegang payudaranya yang bergerak naik turun, kurasakan puting susunya kembali mengeras.
“Re.., nikmat.., Rere..”, desahku.
“Akh.., akh.., ehmm..”, desah Gadis lugu berjilbab itu keenakan ketika kuremas dengan lembut payudaranya yang besar dan kenyal.
Setelah 15menit bertahan lalu,
“Rere.., akhh.., aku.., mau.., keluar..”, erangku.
“Entar.., Kak.., berengan..”, jawab Rere.
Kusodok lebih cepat lagi penisku ke mekinya, sementara pinggul Rere bergoyang berputar menambah geli penisku dan semakin nikmat rasanya dan,
“Crett.., crett.., cret”, air maniku keluar di meki Rere. Saat itu juga tubuh Rere kembali mengejang dan jatuh ke atas tubuhku.
Gadis ABG alim berjilbab sekal itu orgasme yang ketiga.
“Kak.., kakak hebat, baru kali ini Rere ngerasaain senikmat ini”, bisik Rere.
“Kamu mau kan kita main lagi lain kali?”, tanyaku pada Rere, Rere hanya mengangguk kecil dan tersenyum tanda setuju.
“Rere meki kamu nikmat, kecil dan menggigit”, godaku pada Rere, Gadis belia berjilbab itu hanya tersenyum manja.
Kukecup bibir mungil Gadis belia berjilbab itu, lalu kami duduk di karpet masih dalam keadaan telanjang. Tiba-tiba penisku bangun lagi saat melihat lagi indahnya tubuh putih, mulus dan seksi itu. Rere tersenyum ketika melihat penisku tegang lagi, lalu tanpa disuruh Rere langsung memasukan penisku ke mulut mungilnya.
“Akh.., akh.., Re.., nikmat..”, erangku keenakan.
“Ehmm.., ehmm.., ehmm”, desah Rere panjang sambil memasuk-keluarkan penisku ke mulutnya.
Rere menghisap, menjilat dan mencium penisku secara intens, lidahnya memainkan penisku dan tak lama, “Cret.., cret.., cret”, maniku menyembur keluar di mulut Rere. Gadis belia berjilbab itu langsung menelannya dan menjilatinya hingga penisku bersih dari maniku.
“Kak.., mani kakak nikmat, manis”, goda Rere yang menjilat dan menelan habis maniku. Aku lalu mencium lagi bibirnya, kemudian kami berpakaian dan tidur sambil berpelukan.
Keesokan harinya, sekitar pukul 04.30 aku bangun dan mendapati Rere sudah tidak ada disampingku. Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, yang menandakan bahwa gadis ABG alim berjilbab sekal itu ada di kamar mandi. Karena memang biasanya penisku super kuat dan suka minta banyak jatah di pagi hari, aku segera mendatangi kamar mandi dan masuk pelan2. Rere sedang telanjang mandi membelakangi pintu. Segera kutubruk tubuhnya. Gadis lugu berjilbab itu terpekik namun tak berapa lama kekagetannya berubah menjadi lenguhan birahi.
Jarena tak tahan, segera kusandarkan gadis belia itu ke dinding. Kakinya kurenggangkan. Sabun makin cair tapi masih tetap licin. Perlahan mulai kutusukkan penisku ke meki Rere diiringi rintihan gadis cantik alim itu. Rere refleks merenggangkan lagi kakinya. Dan ahh.., aku mulai masuk. Mula-mula perlahan. Makin lama makin cepat. Tangan Rere memeluk kedua pantatku dan meremas-remasnya. Nikmat sekali. Badan masih licin. Terus kuayun pantatku dan penisku menghujani meki Gadis belia berjilbab itu berulang-ulang.
Tak lama, Rere tak tahan lagi. Dipeluknya aku erat-erat. Rere telah sampai duluan. Penisku makin kencang menancap. Kuayun lagi pelan. Makin lama makin cepat.
“Ah.., ah.., terus Kak.., terus..”, lenguhnya.
Pinggulnya terus bergerak mengimbangi tusukanku. Kami terus berpelukan erat sekali. Mulutnya terus kucium. Bibir sensualnya terlalu sayang untuk dilewatkan. Akhirnya aku semprotkan spermaku kedalam mekinya yang hangat lagi sempit. Setelah menarik nafas sebentar, aku dan dia meneruskan mandi. Dia selesai duluan, sementara aku sendirian meneruskan mandiku.
Ketika aku selesai mandi, aku leuar dan mendapati dia sedang sholat. Wah, melihat dirinya yang menggunakan mukena dengan wajah lugu itu, kembali penisku berdiri. Penisku emang hebat2nya kalo pagi hari. Bisa 3-4 ronde. Kulirik bajunya masih berserakan di lantai, berarti dia tidak pakai apoa2 donk selain mukena. Aku menyeringai merencanakan akan mencoblosnya dari belakang.
Segera aku berjalan kebelakang gadis cantik berjilbab yang sedang sholat itu. Kukeluarkan penisku dan kukocok2 agar semakin maksimal ngacengnya. Ketika dia sedang sujud, langsung kuterkam dia.
“Aiih..!! jangan Kak.. Rere lagi sholat..” katanya berontak.
Tapi aku tetap tidk peduli. Kusibakkan mukenanya dan mendapati mekinya yang merah muda merekah itu. Kutahan tubuhnya agar tidak bisa bergerak dalam posisi nungging itu. Mulai kubelai dan kuusap-usap. Jari tengahku mulai memainkan mekinya. Rere melenguh. Kumainkan klitorisnya. Kuusap, kupelintir, kusodok. Rere makin menggelinjang.
“kaak.. nngghh..”, desahnya. Gadis berjilbab itu kemballi merintih, nungging dengan mukena yang tersingkap.
Kupegang penisku. Dan kubimbing masuk ke dalam mekinya. Aku memejamkan mata. Kutusukkan pelan penisku. Kucondongkan badanku, bersatu dengan punggungnya. Licin. Enak sekali. Gadis cantik berjilbab itu melenguh panjang. Tanganku meraih kedua dadanya. Kuusap-usap. Kencang sekali. Berulang-ulang sambil menusuk penisku ke meki Rere. Aku lalu menegakkan badanku. Kupegang sisi pinggulnya. Aku mulai mempercepat ayunan. Rere semakin keras merintih. Refleks gadis manis abg berjilbab itu menggoyang-goyang pinggulnya. Aku tarik, Rere juga ikut menarik pinggulnya. Aku tusuk sekuatnya, Rere pun mengimbanginya.
“Clep.., clep.., clep”.mukena yang ia kenakan sudah kusut masai kuremas-remas.
Akhirnya aku mau keluar. Gerakan makin kupercepat. Jeritan Rere makin keras.
“di luar ya Re.. kusemprotin diwajahmu ya Reeee…..”, bisikku sambil terengah-engah.
“ngghh.. iya kaak..”, sahutnya.
Rere tetap nungging. Pinggulnya makin liar. Aku makin tak tahan. Dan.., kucabut penisku dari lubang kemaluan Rere.
“Sekarang Re..”, kataku sambil memejamkan mata.
Rere balik badan lalu jongkok dihadapan penisku. Aku mengocok penisku.
“Ahh.., “cret.., cret.., cret”, maniku muncrat ke wajah Rere, sebagian menetes ke mukenanya. Banyak sekali.
Gadis belia berjilbab itu terus meremas penisku sampai tetesan terakhir maniku. Akhirnya kami mandi lagi, dan setelah itu aku antarkan dia pulang ke rumah kontrakannya. Kulirik jam tanganku, pukul 08.00 pagi. Aku berjanji akan menikmati tubuh gadis belia ABG berjilbab yang sekarang sedang duduk lemas dijok sampingku.


Posted By : Agen Bola Terpercaya

Tuesday, May 10, 2016

Bandar Judi Bola - Sex: Paket Wisata

Bandar Judi Bola - Sex: Paket Wisata


Bandar Judi Bola - Aku punya teman yang membuka usaha lumayan unik. Dia membuka usaha Adult Vacation untuk beberapa kota besar di Indonesia. Suatu kali aku mencoba daerah Solo, Jawa tengah

Agen Sbobet - Paketnya lumayan bagus dan lengkap. Pada kesempatan ini aku akan menceritakan salah satu paket yang dia sediakan.

Aku mengambil paket 3 hari 2 malam full service. Maksudnya full service adalah biaya yang aku bayar adalah pesawat dari Jakarta – Solo PP, Transfer airport hotel PP, Hotel bintang 4 untuk 2 malam termasuk sarapan pagi, transport lokal selama aku berada di Kota Solo dan yang paling penting adalah teman wanita semacam escort girl salama di kota Solo. 

Uniknya dia menyediakan teman cewek tidak hanya 1 orang, tetapi 4 orang dengan kategori yang bervariasi.

Aku berangkat dari Jakarta dengan pesawat sore dan tiba di bandara Adi Sumarmo sudah malam. Aku langsung mengenali penjemput. Barang bagasi dia yang urus. Aku dibimbing ke mobil yang parkir di parkir area. Supir yang memperkenalkan diri bernama Joko membuka pintu belakang mobil Avanza warna hitam.
Ketika di buka aku disambut oleh seorang wanita yang sepintas cukup manis. Aku taksir usianya sekitar 25 tahun. Dia memperkenalkan diri bernama Dona.
Dona yang akan menemaniku malam ini. Aku memang sudah memilih fotonya melalui email yang dikirim prusahaan travel temanku. Ada 5 orang yang dia tawarkan. Sebetulnya semuanya cantik-cantik dan berwajah Jawa. Aku memilih Dona karena kelihatannya teteknya paling besar.
Pak Joko tidak membawaku langsung ke hotel, tetapi langsung makan malam di sebuah tempat yang dipilih perusahaan travel tersebut. Menunya, sate kambing, gulai tengkleng, gulai kambing Masakannya lumayan enak, dan yang penting daging kambingnya empuk-empuk.
Kami bertiga makan satu meja sambil ngobrol. Dona sangat ramah, atau kalau di Jawa disebut grapyak. Sehingga suasana sangat cair dan akrab. Sebetulnya ada beberapa restoran yang ditawarkan Joko, tetapi aku memilih menu sate kambing. Sebelum berangkat aku juga sudah tahu karena pihak travel sudah memberi tahu restoran pilihanku itu.
Perut sudah kenyang, Joko langsung membawa kami ke hotel, yang aku rasa cukup eksotis juga, karena interiornya khas Jawa benget dan para tamu tidak perlu mampir di reception, tetapi langsung diantar ke depan pintuk kamar. Mobil bisa parkir di depan pintu. Petugas sudah siap di depan pintu dan mempersilakan kami masuk. Aku ditemani Dona langsung masuk kamar yang di dalamnya sudah tersedia wellcome drink yaitu 2 gelas wedang uwuh, atau air diseduh dengan rempah-rempah. Rasanya nikmat dan hangat.
Joko kemudian minta diri dan dia mengatakan akan menjemput besok sekitar pukul 10 pagi. Petugas hotel juga berlalu dengan sebelumnya minta tanda pengenalku. Aku mengamati interior hotel yang lumayan artistik. Tapi mungkin jika aku menginap sendirian di kamar ini agak merinding juga. Tapi karena ditemani Dona jadinya terasa eksotis.
Dona sangat ramah, dia membantu membuka sepatu dan kaus kaki ku dan meletakkan di tempatnya. Kami ngobrol sebentar untuk saling menyesuaikan diri. Tak payah menjadi sesuai dengan Dona karena dia begitu ramah. Dona menawarkan agar aku mandi dengan air hangat dahulu, sehingga badan lebih segar. Dengan nada menggoda aku katakan bahwa aku mau mandi, tetapi di mandikan oleh Dona.
Dona hanya tersenyum saja. Dengan telaten dibukanya bajuku satu persatu sampai tinggal celana dalam saja. Dia pun begitu, membuka semua bajunya sampai bugil . Badannya tidak terlalu putih, tetapi kelihatan masih kencang, teteknya masih kokoh, mengkal dan memang besar. Pentilnya tenggelam. Dona mengaku belum pernah hamil, meski dia sudah janda. Pendidikannya lumayan juga dia lulusan salah satu universitas swasta di Solo.
Aku digandengnya ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi celana dalamku dilucuti. K0ntolku langsung mencuat, karena memang dari tadi sudah tegang apalagi melihat Dona telanjang. Jembutnya tidak terlalu lebat, tetapi yang aku kagumi adalah pantatnya yang nonggek dan kelihatan kenyal.
Dona mengatur kehangatan air shower lalu aku dibimbing untuk di guyur. Dia mengguyur seluruh tubuhku mulai dari kepala sampai ke bawah. Setelah badanku basah seluruhnya, gantian dia pula yang menyiramkan ke badannya. Sabun cair yang disiapkan langsung dilaburkan ke seluruh badanku, dan dia agak lama mengocok k0ntolku. Rasanya birahiku makin memuncak. Setelah selesai melumuri diriku dia menyabuni dirinya juga. Tubuh kami berdua penuh dengan sabun. Dona memelukku dan menggeser-geserkan payudaranya yang besar ke dadaku k0ntolku yang menodong bagian kemaluannya ditekan Dona sehingga terjepit diantara kedua pahanya. Dia memainkan k0ntolku dengan jepitan pahanya. Sejauh ini layanannya luar biasa.
Dia lalu mengguyur air untuk membilas membersihkan sabun dari seleuruh tubuhku dan tubuhnya juga. Aku diam saja, Dona dengan cekatan mengambil handuk lalu dia seka ke seluruh tubuhku sampai kering dan dia juga mengeringkan badannya dengan handuk yang berbeda.
Terasa wangi sabun, aku digandeng untuk berbaring di tempat tidur. Dia minta aku telungkup.
Dona mulai beroperasi memijatku dari ujung kaki sampai ke bahu. Pijatannya harus kuakui sangat profesional. Aku bukan hanya menikmati pijatannya tetapi juga menikmati tindihan tubuhnya terutama selangkangannya yang kadang kali jembutnya menggerus badan dan kakiku,
Ketika tubuhku diminta telentang, Dona langsung melakukan terapi ke sekitar alat kelaminku. Aku merasa dia mengerti apa yang dia lakukan, sehingga k0ntolku ketika ditarik sempat berbunyi krek. K0ntolku jadi mengeras sejadi-jadinya.
Dengan lemah lembut dia mulai melakukan oral. Pertama dia menciumi kantong zakarku. Rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu. Setelah itu jilatannya turun ke daerah perbatasan kantong zakar dengan dubur. Sekitar lubang dubur pun dia jilati. Aku merasa nikmat luar biasa. K0ntol menjadi garapan berikutnya . Diawali dengan jilatan di lubang kencingku yang sudah mulai mengeluarkan cairan kental, yang disebut air mazi. Dia lalu mengulum dan menenggelamkan seluruh panjang k0ntolku ke dalam mulutnya. Kukira k0ntolku menerjang sampai ke tenggorokannya (deep throat). Kulumannya bervariasi antara jilatan dan sedotan kuat. Aku merasa seperti spermaku ditarik keluar.
Aku jarang bisa ejakulasi dengan hanya oral, tetapi kali ini aku tidak mampu menahan desakan nikmat itu sehingga ketika terasa akan meledak aku mengingatkan ke Dona. Dia malah bertahan mengulum k0ntolku. Aku sudah tidak mampu membendung lagi sehingga kulepas tembakan nikmat itu ke dalam mulutnya. Dona menelan semua maniku sampai tetes terakhir. Ada beberapa yang dia muntahkan ke telapak tangannya tetapi digunakan untuk membalurkan ke seluruh wajahnya.
Setelah nembak, kepala kontolku terasa ngilu dan geli sekali sehingga aku tidak mampu terus dioral. Dona kuminta melepaskan lomotannya. Untung dia mengerti, sehingga aku terlepas dari siksaan geli.
Badanku lemas, dan mulai terasa agak mengantuk. Aku terbaring diam, Donalah yang membersihkan sisa lendir dan ludah di sekitar kemaluanku dengan handuk lembab. Kami beristirahat sebentar. Dona ikut masuk kedalam selimutku. Dia tidur sambil memelukku. Tangannya meremas-remas batang k0ntolku yang sedang loyo karena habis memuntahkan peluru.
Cara dia meremas kemaluanku nikmat sekali sehingga k0ntolku perlahan-lahan mulai mengeras kembali. Dona terus memainkan kontolku sampai akhirnya layak terobos. Memang belum 100 persen keras, tetapi sudah lumayan tegak juga. Dona bangkit dan dia menyarungkan kondom, mungkin dia sudah menyiapkan.
Setelah itu Dona menaiki tubuhku dan dengan arahan tangannya k0ntolku dimasukkan ke gerbang kewanitaannya. Perlahan-lahan k0ntolku melesak ke dalam vaginanya. Dona mulai memainkan peranannya bergoyang diatas tubuhku. Teteknya berguncang sehingga membuatku ingin meremasnya. Dona makin cepat mengayunkan tubuhnya sehingga mekinya menabrak-nabrak kemaluanku. Dia mengerang sambil terus berpacu dan akhirnya tiba juga saat puncaknya. Dona tanpa rasa sungkan menjerit dan rebah diatas tubuhku. Dia sebetulnya ingin memuaskanku tetapi dia sudah keburu sampai ke puncak terlebih dahulu.
Sementara itu aku belum merasa gelombang orgasmeku masih jauh. Kubalikkan posisi sambil tetap menjaga k0ntol di dalam lubangnya. Aku kembali menggenjot Dona . Sebetulnya aku kurang suka main pakai kondom, karena k0ntolku tidak merasa gesekan kulit vagina. Namun demi keamanan aku terpaksa juga memakainya. Sudah setengah jam aku menggenjot dengan ganti posisi beberapa kali, tetapi tetap saja rasa nikmat belum datang. Mungkin bisa lebih sejam aku menggenjot. Dan tentu saja sangat melelahkan. Aku sebenarnya tidak suka bermain terlalu lama, tetapi lebih mengutamakan permainan yang berkualitas.
Aku tanya Dona, bagaimana, kalau kondomnya aku lepas, apa keberatan. Dona tidak keberatan. Dia malah mengatakan bahwa dirinya rutin periksa ke dokter, dan hasil labnya terakhir keluar sehari sebelum aku datang. Aku yakin dia bersih maka aku lepas kondomnya dan aku main tanpa pelindung.
Rasanya lebih nikmat gesekan kulit k0ntolku dengan dinding vaginanya lebih terasa. Sebelum aku membuka kondom, Dona sudah sempat mencapai orgasmenya. Sekarang giliran aku berkonsentrasi untuk mencapai orgasme ku. Erangan Dona menambah rangsanganku apalagi dia menanggapi gerakanku. Aku merasa sudah dekat mencapai orgasme, tanpa memberi tahu aku akan melepas spermaku aku benamkan k0ntolku dalam dalam dan menyemburlah sari pati ku kedalam dasar meki Dona. Dia rupanya juga membarengiku mencapai orgasme sehingga aku bisa merasakan kedutan liang vaginanya.
Selepas aku mengeluarkan dua kali sperma, rasanya makin ngantuk dan ingin istirahat. Dona membantuku membersihkan sisa-sisa pertempuran dengan handuk hangat. Setelah itu dia agak lama berada di kamar mandi. Aku tidak tahu dia balik, karena sudah terlelap.
Pagi-pagi ketika cahaya matahari masih belum menerobos tirai, aku terbangun. Biasanya jika aku bangun pagi k0ntolku mengeras, paling tidak karena desakan ingin pipis. Tetapi pagi ini k0ntolku tetap loyo, padahal juga kebelet pipis. Agak cemas juga rasanya. Aku bangkit perlahan-lahan menuju kamar mandi dan melepas hajat kecilku yang cukup banyak. Setelah itu kembali ke balik selimut. Dona pun terbangun dan dia rupanya juga ingin pipis juga.
Kami berdua kembali berbaring masih dalam keadaan bugil di dbalik selimut. Aku mencoba menggerayangi tubuh Dona. Teteknya aku remas-remas dan putingnya aku pelintir perlahan-lahan. Dia mendesis lalu tangannya meraih k0ntolku dan dia pun mulai meremas. Di dalam genggamannya k0ntolku bangkit perlahan-lahan. Rasa cemasku jadi hilang, karena ternyata senjata kebanggaanku masih normal.
K0ntolku belum sempurna mengeras, tetapi aku sudah mengambil inisiatif untuk menungggangi Dona. Ia pun pasrah dan melebarkan kedua pahanya siap menerima tujahanku. Kuarahkan k0ntolku memasuki gerbang kenikmatan dan perlahan-lahan k0ntolku tenggelam. Aku berdiam sejenak sambil melakukan gerakan kegel. Dona mungkin merasakan denyutan k0ntolku. Dia pun mengikuti melakukan gerakan di liang vaginanya. Jepitan dari gerakan kegel Dona lumayan keras juga, sehingga menimbulkan rasa nikmat. Cukup lama kami bersenggama sambil diam, tetapi nikmatnya sama dengan ayunan maju mundur k0ntolku. Dona pun makin terangsang. Ini terlihat dari matanya yang sayu. Senggama dengan gerakan kegel ini rupanya bisa membawa orgasme pada Dona sehingga aku merasa denyutan cepat di vaginanya. Nikmat sekali rasanya. Setelah itu aku kembali menggenjot sampai aku pun mencapai kepuasan.
Setelah pertempuran pagi kami mandi bersama. Dona kembali mengenakan bajunya karena dia akan kembali. Di dalam itenerary dia memang selesai tugas pada pagi hari. Aku melepasnya dan memberi uang tips. Uang jasanya sudah aku bayar melalui paket ke travel temanku. Dona memelukku dan mencium pipiku kiri dan kanan.
Setelah Dona berlalu aku keluar kamar menuju Coffe Shop untuk sarapan pagi. Tadinya aku mengajak Dona, tetapi dia menolak halus. Aku pun sebenarnya khawatir juga tampil di depan umum dengan perempuan. Takut-takut kepergok oleh orang-yang aku kenal.
Jam 10 Pak Joko mengetuk kamarku, Aku dijemput untuk sight seeing seputar kota Solo. Tour diakhiri dengan makan siang. Aku memilih makan sup kimlo Solo. Lumayan juga rasanya dan segar. Acara setelah makan siang adalah main dengan ABG. Spek ABG yang akan kupakai sebetulnya sudah aku ketahui, karena fotonya sudah di kirim ke emailku sebelum ini. Tapi aku penasaran juga. Pak Joko memberiku opsi ingin ikut menjemput, atau aku menunggu di hotel.
Aku memilih opsi pertama, yaitu ikut menjemput. Aku ingin tahu bagaimana ABG itu dijemput. Pak Joko mengarahkan Avanzanya ke salah satu rumah sakit besar di kota Solo. Pak Joko mengkonfirmasi agar target standby di lobby rumah sakit. Mobil Pak Joko memasuki lobby, seorang remaja langsung bergerak dan mendekati mobil lalu membuka pintu.
Anaknya cantik masih kelihatan imut dan abg banget. Menurut agent di travel umurnya masih 15 tahun dan baru kelas 1 SMA. Aku duduk depan dan menjulurkan tangan berkenalan. Dia memperkenalkan diri dengan nama Kiki. Aku tanya ke Joko kenapa janjiannya ke rumah sakit. Kiki yang menjawab, kalau di rumah sakit kan selalu banyak orang dan tidak pernah tutup. Orang juga gak curiga kalau di rumah sakit. Kalau di mall, gak enak oom nanti ketemu teman, saudara.
“Di rumah sakit kan juga ada kemungkinan ketemu temen atau saudara,” tanyaku.
“Ya sih tapi kan gak ngajak ngobrol,” kata Kiki.
Akhirnya kami sampai ke hotel. Aku duluan turun lalu membuka pintu, Kiki setengah berlari langsung masuk ke kamar. Pak Joko berjanji menjemput Kiki sekitar jam 6 sore, sekarang masih jam 2.
Aku tidak langsung menyerang Kiki, aku lebih suka mencermati ABG ini. Wajahnya innocent, manis. Teteknya belum terlalu menonjol dari balik baju T shirtnya. Dari obrolan sebelum pertempuran Kiki mengaku kedua orang tuanya keluarga yang sederhana. Bapaknya guru dan ibunya dirumah saja mengurus anak-anak.
Dia menerjuni ini karena ingin uang jajan tambahan dan untuk beli pulsa. Uang jajan dari orang tuanya sangat terbatas dan tidak cukup untuk beli pulsa.
Aku ajak dia duduk di ranjang sambil aku peluk. Dia diam saja. Bajunya aku lucuti satu persatu. Teteknya masih mengkal dan mancung. Putingnya kecil. Kata dia BHnya no 32 A. Aku remas memang masih sangat mengkal. Celana Jeans aku plorotkan dan juga celana dalamnya. Mekinya masih gundul. Hanya ada sedikit rambut di ujung lipatan mekinya Melihat itu aku jadi terangsang lagi.
Aku melepas semua pakaianku sampai telanjang juga. Aku mengajaknya untuk membersihkan diri ke kamar mandi, Kesempatan itu Kiki pipis di closet dan membersihkan kemaluannya dengan sabun. Setelah mengeringkan badan kami berdua kembali ke ranjang. Kiki duduk sambil kepalanya tertunduk. Aku ajak dia rebahan dan handuk yang melilit pinggangnya kebawah aku buka dan kusisihkan ke pinggir ranjang.
Kami berdua sudah telanjang bulat. Sementara itu k0ntolku belum berdiri penuh. Aku mulai meremas-remas kedua payudaranya yang masih belum berkembang sempurna. Pentilnya masih kecil sekali seperti pentil tetek pria. Aku pelintir pelan-pelan dan terasa mengeras. Puas memainkan tetek yang masih sangat kenyal tanganku merambah ke selangkangan. Kemaluannya masih gundul, hanya ada terasa rambut sedikit di atas lipatan. Jari tengahku menyelinap ke dalam lipatan dan mencari clitorisnya.
Agak susah menemukan clitorisnya tetapi aku menduga berada di lipatan bibir dalamnya, sehingga bagian itu aku uyel-uyel. Pinggulnya bergerak-gerak. Mungkin dia merasakan geli, atau mungkin juga terasa nikmat. Aku terus memainkan bagian itu, sampai akhirnya terasa ada bagian yang mengeras. Dengan hati-hati aku menyentuh bagian itu. Kiki menggelinjang, geli katanya. Jari tengahku kujangkaukan lebih jauh menyelinap ke lipatan vaginanya terasa di sana sudah mulai berlendir. Berarti vaginanya sudah siap menerima terobosan.
Aku berpindah ke bawah untuk melihat dari dekat meki abg. Kiki diam saja, dia tidak terkesan malu mekinya dilihat dan dikuak-kuak. Aku melihat bagian dalamnya berwarna merah muda. Sebetulnya aku ingin mengoral clitorisnya tetapi aku urungkan.
Kiki lalu kuminta mengoral k0ntolku. Kemauanku dituruti. Oralnya standar saja, tidak secanggih Dona, tetapi lumayan jugalah. Aku sambil dioral menyaksikan dia melakukannya. Ada sensasi unik, karena kontol orang dewasa dioral oleh anak-anak.
K0ntolku makin mengeras, aku minta dia menyudahi, karena dia tidak terlalu piawai memainkan oral k0ntolku. Kukangkangkan kakinya dan k0ntolku memakai kondom. Perlahan-lahan aku tekan ke lubang mekinya.
Agak seret juga, sehingga aku harus perlahan-lahan memasukkan ke lubangnya. Tanpa halangan berarti k0ntolku bisa tenggelam seluruhnya ke dalam mekinya. Aku lalu mengayuh perlahan-lahan. Terasa berbeda meki abg dengan wanita dewasa. Paling tidak terasa lebih sempit sehingga k0ntolku seperti terjepit.
Mungkin k0ntolku sudah imun karena sudah 3 kali sebelumnya ejakulasi, apalagi mainnya sekarang pakai kondom. Sekitar setengah jam aku bermain dengan posisi MOT. Aku minta mengubah posisi karena aku lelah. Kiki berada di atasku dan dengan tangannya dia mengarahkan k0ntolku masuk ke mekinya . Kiki cukup lihai memainkan gerakan di atas, dia kayaknya mencari posisi nikmatnya. Kira-kira 10 menit dia mulai mendesis dan makin cepat bergerak sampai akhirnya dia mencapai klimaks.
Dia rubuh di atas tubuhku dengan nafas terengah-engah. Aku masih juga belum merasakan akan klimaks, Kiki kuminta nungging lalu aku menerobosnya dari belakang dengan posisi doggy. Unik juga rasanya memegang pinggul anak yang masih terasa kecil, sementara k0ntolku keluar masuk di meki yang masih gundul. Pemandangan ini menambah rasa gairah sehingga aku merasa makin dekat ke puncak sampai akhirnya klimaks juga.
Bermain seks dengan ABG 15 tahun tidak terlalu nikmat, hanya sensasi saja yang bisa dinikmati. Obrolan juga agak sulit nyambung. Mungkin aku tidak bisa mengikuti alam pergaulannya. Setelah melap bekas mani kami berdua berbaring. Aku sambil berbaring menonton TV, Kiki bangkit lalu mengambil Fanta merah dan sebungkus chiki. Dia duduk di sampingku yang berbaring ikut menonton TV, namun dia minta chanelnya diganti ke chanel infotaiment.
Aku sebetulnya ingin bermain dua ronde dengan Kiki, Tetapi rasanya sudah tidak berhasrat lagi. Badanku terasa lemah dan agak ngantuk juga. Aku tawarkan ke Kiki apa mau pulang lebih awal, karena jam masih pukul 4. Dia hanya mengangguk dan bertanya, tidak main lagi oom. Aku bilang aku capek dan mau istirahat dulu.
Pak Joko kutelepon untuk segera menjemput Kiki. Setelah sendiri aku segera melampiaskan kantukku. Aku terbangun ketika kamarku diketuk. Jam di meja kulihat sudah jam 7 malam. Aku segera menyambar celana pendek dan kaus oblong.
Pintu kubuka, muncul Joko dan seorang gadis cantik dengan celana jeans dan atasan tank top. Dia langsung masuk dan memperkenalkan diri dengan nama Alia. Aku yang sesungguhnya sudah berencana membatalkan menikmati satu lagi perempuan, tetapi setelah melihat kecantikan dan kemontokan Alia aku jadi lupa. Alia kupersilakan masuk dan duduk di kursi.
Pak Joko menjelaskan bahwa acara malam ini adalah makan malam dilanjutkan dengan santai di tempat dugem. Aku setuju, karena kalau ngesek lagi aku masih agak kurang selera. Joko permisi keluar menunggu di mobil dan aku lalu menyegarkan diri dengan mandi air panas. Rasa segar, setelah tidur cukup puas.
Kami berangkat menuju restoran yang sudah ditentukan. Makan malam kali ini adalah menu khas Solo, yakni nasi liwet. Aku sebetulnya kurang begitu suka, tetapi aku santap juga sampai habis, karena perut memang agak lapar juga. Kami makan bertiga.
Sebelum ke club, kami keliling kota menyaksikan kehidupan malam hari di kota ini. Sekitar sejam kemudian mobil Joko parkir di sebuah club yang cukup ramai. Joko mengajak turun dan dia mengantar aku dan Alia sampai ditempat duduk. Suara musik berdentam. Aku memesan bir, Alia memesan orange jus.
Tidak lebih dari 2 jam aku bisa bertahan di club itu. Meski pemandangannya mengasyikan karena banyak cewek-cewek muda dengan gaya sexy tetapi aku tidak tahan dengan kebisingan musiknya. Aku kurang yakin apakah aku masih punya kemampuan bertempur malam ini. Namun karena paketnya yang kupesan memang begini, ya apa boleh buat.
Aku pun ke kamar mandi dan membersihkan diri lalu keluar dengan hanya menggunakan handuk di pinggangku. Aku duduk di tepi ranjang di sebelah Alia. Dia langsung memijat bahuku. Nikmat juga rasanya pijatan anak cantik ini.
Aku lalu mengambil posisi telungkup dan Alia sudah duduk diatas bokongku. Pijatannya membuatku rileks. Aku merasa dia sudah telanjang sambil memijatku. Aku ngobrol sambil pijat. Aulia mengaku berusia 19 tahun. Dia kuliah fakultas ekonomi, Asalnya dari Jawa Timur, dan tinggal di Solo indekost. Aulia adalah sosok ayam kampus. Aku memang pesan ke travel, minta ayam kampus.
Alia meski masih muda, tetapi servicenya jago, dia bisa membangkitkan gairahku sehingga aku sempat main satu ronde sebelum terlelap. Pagi-pagi sekali aku seperti diusiknya, kulihat matahari cahayanya belum masuk, tetapi aku sudah dibangunkan dengan cara menggugah gairahku. Namun pagi itu aku merasa sudah habis gairahku. Alia bertanya apakah aku mau main lagi. Aku menolaknya secara halus. Dia lalu pamit, karena dia ada acara pagi ini.
Alia kulepas dan memberi sedikit uang tips. Aku kembali tidur tapi sudah agak susah sehingga aku memilih berendam di bak dengan air hangat. Sebelum turun ke coffee shop, kulihat acaraku hari ini masih ada satu perempuan lagi. Sebenarnya aku benar-benar sudah kehilangan nafsu. Tetapi apa boleh buat, karena memang paketnya begitu.
Jam 10 Joko datang membawa seorang perempuan STW. Kutaksir usianya sekitar 35 tahun, kata Joko Ibu Jum demikian namanya dia pandai memijat urat. Meski usianya sudah STW, tetapi bodynya tidak terlalu gemuk, Boleh dibilang montok gitulah.
Hanya pijatan saja yang kuinginkan di hari terakhirku. Aku lalu pasrah buka baju seluruhnya dan tidur telungkup. Bu Jum mulai melancarkan pijatnya. Terasa dia memang mengerti urat. Dia bilang aku habis kerja keras, terlihat staminanya rendah sekali. Aku tidak tahu dia itu mengejek aku, apa memang aku benar seperti yang dikatakannya. Dia lalu menekan bagian-bagian tertentu yang rasanya perih sehingga aku mlintir-mlintir menahan rasa sakit. Aku minta disudahi saja karena tidak tahan rasa sakitnya. Bu Jum lalu menawarkan pijat peregangan. Pada sesi ini pijatannya memang nikmat. Bagian-bagian yang tadi terasa sakit, sekarang sudah tidak lagi.
Entah bagaimana Bu Jum melakukannya, k0ntolku perlahan-lahan jadi mengeras. Ketika aku diminta berbalik, dia senyum-senyum melihat k0ntolku mengeras. Aku sendiri heran, mengapa k0ntolku bisa keras begini, padahal sudah banyak perempuan kutujah beberapa hari belakangan.
Sambil berpromosi mengenai kemampuannya melakukan terapi kejantanan, Bu Jum mengolah bagian di sekitar kelaminku. Hasilnya memang luar biasa, terasa batang k0ntolku menjadi kencang luar biasa malah kelihatannya jadi lebih besar dan panjang.
Lama-lama aku pandang Bu Jum jadi lebih merangsang. Kepalaku jadi penuh seperti berhari-hari tidak ngewek..
“ Gimana pak kerasa nggak khasiat pijatan saya,” goda Bu Jum. Aku hanya mengangguk.
“Gimana mau dicoba,” tanyanya.
Wah pertanyaan itu sangat aku harapkan, karena rangsangan di kepalaku sudah memuncak rasanya. Bu Jum berlalu masuk kamar mandi dan keluar dengan hanya menggunakan kemben handuk. Dia melakukan ritual dengan memulai mengoral lalu mendudukiku dan memeras k0ntolku. Meski tua tetapi rasa mekinya luar biasa nikmatnya. Aku pun sudah lupa soal kondom. Aku harus akui Bu Jum ini jago banget bermain. Mekinya legit banget, teteknya berayun-ayun di depanku.. Kalau kubandingkan dengan meki si ABG tadi, punya Bu Jum lebih ngegrip. Anehnya meski nikmat banget tapi aku tidak keluar-keluar. Aku jadi berpeluang main berbagai gaya dengan Bu Jum. Dia pintar pula mengolah gerakan mekinya sehingga di posisi apa pun terasa k0ntolku seperti ditarik-tarik. Bu Jum mungkin sudah 3 kali muncak, tapi aku masih terus bertahan.
Aku merasa makin nikmat sehingga akhirnya tak tertahankan lagi aku pun nyemprot ke dalam meki bu Jum. Luar biasa rasanya k0ntolku seperti diurut oleh vagina Bu Jum. Aku benar-benar puas atas pelayanan terapi kejantanan yang lengkap oleh Bu Jum. Satu rondeku luar biasa memuaskan, sehingga kami menyudahinya dengan mandi bersama. Body Bu Jum sangat terpelihara, perutnya tidak membuncit, bulu mekinya tecukur rapi, bokongnya mbonceng dan teteknya masih kencang meski cukup besar. Aku puas sekali layanannya Bu Jum, Bahkan ketika mandi, seluruh tubuhku dibersihkannya.
Sekembali ke Jakarta aku memerlukan diri bertemu dengan temanku. Aku puji paket wisata sexnya. Dia hanya tersenyum-senyum. Dia hanya mengatakan, menjalankan bisnis ini tanpa modal sama sekali. Aku sempat terheran.
Dia bilang usaha travelnya tanpa kantor, tanpa badan usaha dan nyaris tanpa pegawai pula. Dia menjalankan usaha ini hanya bertiga. Modalnya hanya membangun jaringan dengan mami or papi di daerah-daerah yang mau kerjasama. Dengan inovasinya itu temanku mempunyai paket tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia, tetapi dia juga sudah merambah sampai ke Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Kamboja.

Posted By : Bandar Judi Bola Online