Judi Bola - Cerita Sex : Aku Dilayani 3 Bidadari
Judi Bola - Venombet.com - Entah kenapa pengalaman bercinta dengan
Pungky membuatku menjadi pemuda yang haus akan seks.
Agen Sbobet - Aku sudah melupakan
bahwa Pungky adalah guruku. Yang ada dalam pikiranku Pungky adalah
wanita binal yang selalu bersedia menjadi budak seks ku. Hampir setiap
malam Minggu aku ke rumah Pungky dan bercinta dengannya.
Dan menurutnya
pun aku semakin pandai Agen Judi Bola Online dalam bercinta dengannya. Ya, dia sangat
mengagumiku permainan seksku dan Malam Minggu yang lalu aku berhasil
membuatnya orgasme empat kali dan membuat tubuhnya lemas.
Seperti biasanya, malam itu pun aku menginap di rumahnya.
“sayang, aku tau suamiku pandai mencari
uang. Namun dia tidak pandai mencumbuiku di ranjang. Kamulah kekasihku
yang sebenarnya. Jangan pernah tinggalin aku ya…..”, kata Pungky.
“aku tak akan pernah ninggalin wanita secantik kamu sayang….”. Kami pun tidur lelap karena kelelahan.
“aku tak akan pernah ninggalin wanita secantik kamu sayang….”. Kami pun tidur lelap karena kelelahan.
Paginya saat aku akan pulang, Pungky berkata,
”Malam Minggu kesini lagi ya… ada kejutan buat kamu” .
Malam Minggu kali inipun aku datang ke
rumah Pungky dan siap menunggu kejutan apa yang akan dia berikan. Saat
aku mengetuk pintu, ternyata dia membukakan pintu sudah dalam keadaan
telanjang.
Dia langsung memelukku.
“sayang,bagaimana kalo nanti anak kamu tau ?”,tanyaku khawatir.
“kamu tenang saja, anakku malam ini tidur dirumah neneknya”,katanya sambil menelanjangiku.
“kamu tenang saja, anakku malam ini tidur dirumah neneknya”,katanya sambil menelanjangiku.
Lalu kami menuju kamar dengan keadaan
sama-sama telanjang.. Namun betapa terkejutnya aku ketika sampai di
kamar ada dua wanita lain yang sedang duduk di ranjang. Salahsatu di
antaranya adalah guru Bahasa Jerman ku. Namanya Dian. Namun murid-murid
memanggilnya Frau Dian. Wajahnya sangat cantik. Umurnya 27tahun namun
belum punya suami. Tubuhnya sangat seksi dan payudaranya sangat montok.
Dia tersenyum kepadaku.
Aku bertanya kepada Pungky,
”Pungky, kenapa Frau Dian ada disini ? Apa dia tau apa yang sudah kita perbuat?” . Frau Dian berkata,
” kamu nggak perlu takut kok. Novi sudah menceritakan semuanya kepadaku. Dia bilang kamu jago main di ranjang. Jadi nggak salah dong kalo aku minta jatah juga”. Pungky pun menambahkan,
”dia bilang bakalan ngasih nilai plus di Bahasa Jerman mu jika kamu bisa membuatnya puas malam ini” . Lalu dia menunjuk wanita muda yang ada di samping Frau Dian.
“kalo ini namanya Hesti. Dia keponakan aku. Dia wanita hyper seks lho. Dia sangat liar di ranjang. Makanya saat aku bilang kalo kamu itu jago ngeseks, dia nantangin kamu untuk ngalahin dia” . Hesti pun tampak tersenyum manja kepadaku.
” kamu nggak perlu takut kok. Novi sudah menceritakan semuanya kepadaku. Dia bilang kamu jago main di ranjang. Jadi nggak salah dong kalo aku minta jatah juga”. Pungky pun menambahkan,
”dia bilang bakalan ngasih nilai plus di Bahasa Jerman mu jika kamu bisa membuatnya puas malam ini” . Lalu dia menunjuk wanita muda yang ada di samping Frau Dian.
“kalo ini namanya Hesti. Dia keponakan aku. Dia wanita hyper seks lho. Dia sangat liar di ranjang. Makanya saat aku bilang kalo kamu itu jago ngeseks, dia nantangin kamu untuk ngalahin dia” . Hesti pun tampak tersenyum manja kepadaku.
Namun kali ini aku yang bingung. Ada
tiga wanita di kamar dan semuanya ingin mendapat kenikmatan dariku. Aku
jadi bingung harus mulai dari mana. Tiba-tiba saja Hesti melepas semua
pakaiannya dan menghampiriku. Dia memelukku dan menjilat pipiku. Dia
berbisik di telinga kiriku,
”jadikan aku istri pertamamu sayang….”. Bibir kami langsung saling berpagutan.
Aku kewalahan meladeni permainan lidah
Hesti yang lincah. Dia lalu menuntun tanganku untuk memegang payudaranya
yang sudah agak mengeras. Aku mulai melakukan remasan-remasan lembut di
payudaranya. Tiba-tiba dia mendorongku dengan kasar ke ranjang. Dia
menindihku dengan bibir kami yang masih berpagutan. Aku mulai memainkan
jariku di daerah paling sensitif di tubuhnya. Aku mulai mengobok-obok
liang vaginanya dengan lembut. Hesti tampak menggelinjang.
Akupun mempercepat gerakanku.saat dia tampak akan segera orgasme, tiba-tiba dia mencabut jariku yang ada di vaginanya.
“sayang, aku tidak akan membiarkan
jarimu yang membuatku orgasme. Pakai ini dong….”,katanya sambil meremas
penisku. Aku sebenarnya masih ingin bermain-main dengannya.
Aku tidak ingin buru-buru menggenjotnya
dengan penisku. Namun apa boleh buat, tampaknya Hesti tidak sabar ingin
segera merasakan kontolku. Aku pun mulai mengarahkan penisku ke liang
senggama Hesti.
Sebelum menggenjotnya, aku berkata kepadanya,
”Hesti sayang, jangan salahkan aku jika nanti kamu ketagihan” . Hesti hanya tersenyum dan mulai menggoyangkan pinggulnya.
Aku pun mulai menggenjot tubuhnya.
Sementara tanganku masih bergerilya di daerah gundukan dadanya. Aku
mempercepat gerakanku dan Hesti yang sejak tadi memang sudah ingin
orgasme akhirnya mencapai puncak kenikmatan dengan memuncratkan banyak
sekali cairan cintanya. Vaginanya tampak berkedut-kedut seakan
memberikan pijatan pada penisku yang masih tegang. Dia tampak kelelahan.
Banyak sekali keringat yang keluar dari tubuhnya.
Tiba-tiba Dian datang menghampiriku.
“gantian dong sayang…..”, kata Dian.
Aku pun mencabut penisku yang masih
tegang dari vagina Hesti dan beralih ke Dian. Aku melepas baju dan rok
yang dia pakai. Kali ini Dian hanya memakai bra dan cd dengan warna yang
sama, yakni warna putih.
Aku benar-benar mengagumi kemolekan tubuh Dian.
“kamu suka tubuhku ? Malam ini aku serahkan jiwa ragaku hanya untukmu sayang….”, kata Dian dengan mesra.
Aku pun mulai melakukan pemanasan. Aku
mencium keningnya. Turun ke pipi dan akhirnya bibir kami saling
berpagutan cukup lama. Sementara itu tanganku melepas bra yang dia
kenakan. Setelah itu bibirku terus turun menjilat lehernya. Dian tampak
menggelinjang. Ciumanku terus turun hingga kebuah dadanya. Aku melakukan
jilatan mesra dipinggiran buah dada montok guru bahasa jermanku itu.
Akhirnya aku menyedot putingnya yang sebelah kanan sambil sesekali
melakukan gigitan pelan.
Sementara itu tanganku tidak tinggal
diam. Tangan kananku dengan mesra melakukan remasaan di buah dada
kirinya. Dan tangan kiriku merogoh celana dalamnya untuk memainkan
vaginanya. Tampaknya permainanku membuatnya terangsang hebat. Dia
menggulingkan tubuhnya hingga posisinya kini menindihku. Posisi ini
jelas membuat penisku yang tegang dan keras mengacung ke atas.
Pungky yang sejak tadi hanya jadi penonton pun sekarang menghampiriku.
“kasian kan kalo ini nggak kepakai….”, kata Pungky sambil memegang penisku.
Dia pun menunduk lalu menyepong penisku
dengan bibir seksinya. Sehingga kali ini aku berusaha memuaskan Dian
sementara Pungky juga ingin memuaskanku. Tampaknya Dian juga akan segera
orgasme oleh gerakan jariku. Sementara sepongan Novi juga membuatku
ingin segera memuncratkan sperma. Aku pun mempercepat gerakan jariku di
vagina Dian dan menyuruh Novi mempercepat gerakannya.
Akhirnya Dian orgasme lebih dulu.
Sementara aku belum orgasme. Akupun mearik tubuh Hesti yang tampaknya
sudah ‘on’ kembali. Aku kembali emagit bibirnya dan meremas payudaranya.
Setelah kira-kira 5menit, aku juga akan segera orgasme. Pungky
mempercepat gerakan mulutnya dan akhirnya aku memuncratkan banyak sekali
sperma ke mulut Pungky. Namun Pungky menelan semua sperma ku dan
menjilati sisa-sisanya hingga bersih.
Kali ini aku benar benar lemas. Keringat
bercucuran dari tubuhku. Dian dengan penuh pengertian mengambilkanku
air minum. Sementara Hesti mengelus-elus penisku yang semakin mengecil.
Tak beberapa lama Dian pun menghampiriku dengan segelas air puith. Tanpa
curiga aku meminumnya. Rasanya memang agak aneh.
Namun aku cuek karena aku benar-benar lelah dan haus.
“maaf ya sayang…… aku tadi tambahin obat perangsang di minumanmu”, kata Dian sambil tersenyum.
“apa?!”,kataku terkejut.
“apa?!”,kataku terkejut.
Dan benar saja, dalam hitungan detik, birahiku muncul dengan cepat dan lebih liar. Penisku langsung tegang kembali.
Dian lalu melepas CD yang dia pakai dan menindihku.
“ini buat aku kan….?”, kata Dian dengan senyum kemenangan sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
Entah apa karena efek obat perangsang
tadi, aku seperti ingin cepat menuntaskan permainanku dengan Dian. Aku
langsung menggulingkan tubuhnya. Kali ini aku yang emnindihnya dan
langsung neggenjot tubuhnya dengan cepat.
Dian menggodaku,
”sayang, kok kamu nafsu banget sih. Aku seksi kan ?” . aku tidak menjawabnya. Aku terus nenggenjotnya dengan cepat.
“ahhhh, ayo sayang. Nikmat….ah…ah…ah…ahhh. Ayo…cepat…cepat sayang….”, Dian merancau tak terkendali.
“ahhhh, ayo sayang. Nikmat….ah…ah…ah…ahhh. Ayo…cepat…cepat sayang….”, Dian merancau tak terkendali.
Aku semakin mempercepat gerakanku dan
akhirnya Dian orgasme untuk kedua kalinya malam ini. Aku mencabut
penisku dan dengan cepat menarik tubuh Pungky. Dia tampak tersenyum dan
mengalungkan tangannya di leherku. Dengan pelan dia mendorongku dan
menindihku. Seperti biasa, bibir kami saling berpagutan. Tangannya
melakukan kocokan pelan di penisku. Tampaknya Novi ingin mengendalikan
permainan. Dia menjilati leherku. Lalu mengarahkan penisku ke liang
kewanitaannya. Dengan pelan dia menggoyangkan pantatnya memutar.
Aku ingin memutar posisi namun Novi mencegahnya.
“Malam ini, biarkan aku yang ada di atas ya”, kata Novi penuh perhatian.
Kali ini Novi mulai melakukan gerakan
maju mundur. Namun ketika aku sedang asyik menikmati permainan Novi,
Hesti menghampiriku dari sisi kanan dan menyodorkan payudaranya ke
mulutku.
Dia berkata,
”mau mimik susu kan ? nih udah aku siapin”. Aku pun dengan senang hati menyedot-nyedot payudara Hesti.
Tak cukup sampai di situ, Dian juga menghampiriku dari sisi kiri.
“remesin punyaku dong sayang…..” . Aku pun meremas-remas payudara Dian.
Kali ini aku benar-benar sibuk. Penisku
sedang dikendalikan Pungky. Mulutku sedang dijejali payudara Hesti dan
tangan kiriku sedang meremas-remas payudara Dian. Dan bukan hanya aku
yang terangsang, Dian dan Hesti juga terangsang. Mereka tampak melakukan
masturbasi dengan mencolok-colok memek mereka sendiri. Aku tampak akan
segera orgasme. Begitu juga dengan Pungky. Dia mempercepat gerakannya.
Dan hebatnya tak beberapa lama kami orgasme hampir bersamaan meski Dian
dan Hesti orgame dengan jari mereka sendiri. Kami sangat kelelahan.
Namun kami benar-benar puas. Kami pun tertidur dengan posisi Dian ada di
samping kiriku, Hesti di samping kananku dan Pungky di atasku.
Paginya karena kelelahan aku baru bangun
pukul 05.00 . Tinggal Pungky yang ada dikamar. Hesti dan Dian sudah
pulang. Saat aku juga akan pulang, Pungky berkata,
”kamu hebat sekali tadi malam. Dian dan
Hesti akan datang lagi minggu depan. Tampaknya mereka ketagihan….”. Aku
hanya tersenyum lalu pulang.
Aku sangat lelah namun aku juga senang
karena selain kenikmatan yang kudapat, aku akan mendapat nilai plus di
pelajaran Bahasa Jerman.
Link Alternatif Sbobet : www.7sbobet.com
Posted By : Bandar Judi Bola Terbaik
No comments:
Post a Comment